Thursday...15 april -07.45
":Bentrokan dengan warga tak lagi dapat dihindarkan....Dilaporkan, ratusan orang luka-luka.....simpang siur data, ada yang mengatakan 3 orang meninggal dunia....Bubarkan Satpol PP.....warga Priok memang biadab, mau jadi apa kalau pakai senjata tajam....Turunkan Walikota Jakarta Utara..Beberapa Ibu-ibu mencari abak-anaknya di sekitar makam mbah Priok...anak kecil saja berani membela kebenaran, huu beraninya kalian sama anak kecil anjing kalian !..." dan .... bla bla bla..
Uraian kalimat demi kalimat diatas sepertinya akhir2 ini selalu terngiang di dalam telinga kita. Terlebih di beberapa media televisi, kejadian ini telah menyedot seluruh energi. Melebihi kasus Gayus dan mafia makelar kasus bahkan susno duadji..
Begitulah Media.... Kritis, Up To Date, Aktual, Terpercaya..dan ingat..provokatif..
Sungguh, ktika daku mengetik kata demi kata saat ini, terhitung pukul 07.45 ini, daku msh sangat prihatin dg apa yg akan daku tulis sndiri ini..
Bermula ketika semalam, selepas daku membantu kakekku yg akan mempunyai hajat untuk almarhumah nenekku, daku sehabis capek, menyempatkan utk istrahat dan melihat TV. Sangat kaget dan Miris, ketika melihat perang yg terjadi di sebuah tempat bernama Koja, JakUt Tepatnya Priok. Nama yg sama dengan nama Pelabuhan Tanjung Priok..
Berawal dari lemparan demi lemparan batu, kemudian pukulan demi pukulan dan akhirnya sabetan demi sabetan samurai, golok dan sangkur...Luar Biasa eskalasinya...
Dan ini semua masih ambigu, simpang siur...mana data yg sebenarnya, mana data yg dibuat2 dan hanya ada setelah kejadian ini..Luar biasa...!!!
Luar biasa malunya...Luar biasa kerugiannya..luar biasa tingkat anarkisme yang dibuat, meski ada pula yg bilang Luar Biasa solidnya.
Sobat semua, daku ini bukanlah orang sana, daku juga tdk ingin mjd seorang pahlawan..yang dianggap ingin menggurui dan pemecah masalh..Bukan !!
Daku hanya ingin mengurai sedikit saja..dari apa yg daku lihat di berbagai media. Daku juga ingin menjadi orang yg berpandangan obyektif, karena tdk memiliki kepentingan apapun disana....
Berawal dari daku yg melihat salah satu channel TV paling Hot saat ini.. TVone, pukul 18.00.
Dengan Judul Priok Berdarah...
Sama tapi tak serupa dg masalah Priok Orde Baru lampau, yg ju9a melibatkan dua kekuatan besar. Warga dan Pemerintah kala itu...
Namun, saat ini tingkat eskalasinya dan titik fokus nya berbeda...
Ada beberapa hal yang perlu kita lihat lagi,
pertama, akar permasalahan:
Akar permasalahan nya adalah karena adanya Miss Understanding antara Pemda dg Warga d tambah santri di sekitar Lokasi makam. Saka tdk tahu persis mana data yg sebenarnya, karena masing-masing saling klaim kebenaran nya dll. Ada beberapa Tinjauan :
Dari Pemda :
1. Pemda akan melakukan penertiban rumah disekitar lokasi makam Mbah Priok, tanpa merubah fungsi dan lahan pemakaman serta akan di buat monumen utk itu.
2. Pemda hanya akan mengambil apa yg menjadi hak nya (PT Pelindo II) berdasar keputusan Hukum yg d sangkal oleh ahli waris.
Dari Ahli Waris:
1. Kepemilikan tanah pemakaman sudah sah milik ahli waris, yang di kuatkan oleh surat kepemilikan dari Belanda.
2. Pemda Tdk Berhak Utk mengambil, kecuali dengan ganti rugi yg pas, dan tdk ada kekerasan..
Nah, dari hal itu, karena sudah tdk ada kemufakatan, akhirnya terdapat bias di dalam masyarakat..
Warga akhirnya mengira, bahwa seluruh kompleks pemakaman akan digsur. Tentu hal ini kana menimbulkan satu isu profokatif yang mudah digerakkan. Ada dua hal yang dijadikan masyarakat sbg Senjata :
satu, Masyarakat mengangap bahwa areal makam akan digusur. Pasti sahabat sekalian berfikir dan menertawakan, kenapa hanya u sebuah makam rela berdarah-darah hingga seperti itu.. Itu tentu sebuah ironi.
Tapi, kita akan bisa merasakan hal itu, jika kita masuk dalam lingkup saudara2 di NU. Atau di dalam sebuah masyarakat yang memang memiliki keterkaitan emosi dg para penyebar agama Islam atau oprang yg dianggap di tuakan dlm Nahdiyin, terlepas dari segala kepentingan apakah itu bid'ah atau yg lain, dpt dikatakan, bahwa memang yg terjadi adalah penggusuran makam thd penyebar Islam dahulu, tentu ini tdk dpt d terima begitu saja, tentu dg segala argumentasi yg tdk perlu di perdebatkan.
dua, Nyawa dibayar Nyawa. Itulah hukum rimba yg berlaku dalam masy kita.
Nah, bermula dari permasalahan tanah akhirnya menjadi masalah Agama dan histori yg mematikan. Efeknya sunguh luar biasa.
Tentu ini dapat dipahami, bila warga yg sudah sebegitu taat dan patuhnya thd kiainya, pasti akan rela melakukan apa saja demi yg di imaninya itu.
Sebuah kontradiksi dg yg trejadi didalam masyarakat dan santri, Para petugas Pol PP juga hanya menjalankan perintah yg tdk tahu menahu apa yg trejadi. Berbeda halnya di lapangan, siapa saja yg di anggap mengganggu akan dilawan, dihajar dan bahkan di pukuli hingga babak belur. Nama dan gaung Pol PP yg sedemikian buruk di mata masyarakat membuat masy enggan berkasihan pada mereka.
Bagi masy sendiri khususnya santri dan berbagai Ormas Islam, persaudaraan diatas segalanya. Satu disakiti maka tempat yg lain akan datang, terlebih jika yg d sentuh adalah simbol. Bukan lagi desa, rumah dll. Jika Pol PP menertibkan rumah yg tdk layak, pedagang dll, pasti akan menuai kesuksesan, lain halnya bila mereka mengusik Simbol yg dijadikan tempat berkumpul dan bernaung bagi sejumlah besar masy. Maka bunuh diri adalah kata yg tepat bagi Pol PP, karena bagi sebagian masy, menjaga simbol itu sama dg Jihad, dan mereka sudah tdk mengenal takut mati. Ini terbukti.
Pernyataan resmi Wagub DKI Jaya, mengatakan bahwa ada 144 orang treluka. 69 dari Pol PP, 55 masyarakat dan 10 dari PolRi. Ini sungguh mengenaskan, padahal jumlah Petugas saat itu sangat banyak, sekitar 6000 dari Pol PP dan hampir 800an dari Kepolisian.. hampir 7000 petugas dikerahkan..dan hasilnya MENTAL.. kenapa?? Jelas, karena massa yg ada jauh lebih besar. Mungkin benar, yg ada di dalam makam hanya sedikit, tapi diluar ??? Tinggal calling lewat Hp atau Sms, maka dg cepat warga yg lain atau santri di luar Koja akan dg cepat membantu, apapun resikonya. Bahkan dikabarkan ada 2 yg meninggal dari Pol PP ( sumber TV one pukul 9 pagi hr ini. Kamis).
Belum lagi kalau ada massa yg sudah terorganisir seperti dari FPI, FBR atau MMI dan Orrmas Islam yg lain. Satu instruksi cepat, akan dapat menggilas Satuan Pol PP atau Polisi sekalipun.
Kalau sudah begini, massa yg awalnya hanya ingin mengamankan Kompleks Makam berubah menjadi pasukan berani mati yg hanya merusak dan Vandalisme dan tentu amat merugikan.
Negoisasi dari Wagup DKI Jakarta, Kapolda, DPRD, Ahli waris dan Ormas Islam seperti Habieb Rizieq Shihab, seakan tdk menemui titik temu.
Sebuah Ironi Untuk Negara Berpenduduk Islam terbesar...
Sebuah kekuatan bila dilandasi oleh kekuatan Iman dan Makna Jihad, maka kekuatan itu akan dapat mementalkan semuanya..termasuk Militer sekalipun. Tapi tentu, harus yg sejalan dg Islam itu sendiri, karena dasar yg digunakan oleh warga sendiri sudah berbeda, tdk semata2 untuk membela Alloh tapi sudah yg lain. Namun, tetap saja semangat yg dihasilkan, bila sudah ada rasa keimanan itu, akan sulit dibendung. Seperti gambar diatas..
Sangat daku sesalkan... T_T
Duhai Bangsa, smoga kita bisa keluar dari jalan hitam ini, mari utamakan Otak daripada Otot...
saka di jogja
09.35 di sebuah markas Dakwah
":Bentrokan dengan warga tak lagi dapat dihindarkan....Dilaporkan, ratusan orang luka-luka.....simpang siur data, ada yang mengatakan 3 orang meninggal dunia....Bubarkan Satpol PP.....warga Priok memang biadab, mau jadi apa kalau pakai senjata tajam....Turunkan Walikota Jakarta Utara..Beberapa Ibu-ibu mencari abak-anaknya di sekitar makam mbah Priok...anak kecil saja berani membela kebenaran, huu beraninya kalian sama anak kecil anjing kalian !..." dan .... bla bla bla..
Uraian kalimat demi kalimat diatas sepertinya akhir2 ini selalu terngiang di dalam telinga kita. Terlebih di beberapa media televisi, kejadian ini telah menyedot seluruh energi. Melebihi kasus Gayus dan mafia makelar kasus bahkan susno duadji..
Begitulah Media.... Kritis, Up To Date, Aktual, Terpercaya..dan ingat..provokatif..
Sungguh, ktika daku mengetik kata demi kata saat ini, terhitung pukul 07.45 ini, daku msh sangat prihatin dg apa yg akan daku tulis sndiri ini..
Bermula ketika semalam, selepas daku membantu kakekku yg akan mempunyai hajat untuk almarhumah nenekku, daku sehabis capek, menyempatkan utk istrahat dan melihat TV. Sangat kaget dan Miris, ketika melihat perang yg terjadi di sebuah tempat bernama Koja, JakUt Tepatnya Priok. Nama yg sama dengan nama Pelabuhan Tanjung Priok..
Berawal dari lemparan demi lemparan batu, kemudian pukulan demi pukulan dan akhirnya sabetan demi sabetan samurai, golok dan sangkur...Luar Biasa eskalasinya...
Dan ini semua masih ambigu, simpang siur...mana data yg sebenarnya, mana data yg dibuat2 dan hanya ada setelah kejadian ini..Luar biasa...!!!
Luar biasa malunya...Luar biasa kerugiannya..luar biasa tingkat anarkisme yang dibuat, meski ada pula yg bilang Luar Biasa solidnya.
Sobat semua, daku ini bukanlah orang sana, daku juga tdk ingin mjd seorang pahlawan..yang dianggap ingin menggurui dan pemecah masalh..Bukan !!
Daku hanya ingin mengurai sedikit saja..dari apa yg daku lihat di berbagai media. Daku juga ingin menjadi orang yg berpandangan obyektif, karena tdk memiliki kepentingan apapun disana....
Berawal dari daku yg melihat salah satu channel TV paling Hot saat ini.. TVone, pukul 18.00.
Dengan Judul Priok Berdarah...
Sama tapi tak serupa dg masalah Priok Orde Baru lampau, yg ju9a melibatkan dua kekuatan besar. Warga dan Pemerintah kala itu...
Namun, saat ini tingkat eskalasinya dan titik fokus nya berbeda...
Ada beberapa hal yang perlu kita lihat lagi,
pertama, akar permasalahan:
Akar permasalahan nya adalah karena adanya Miss Understanding antara Pemda dg Warga d tambah santri di sekitar Lokasi makam. Saka tdk tahu persis mana data yg sebenarnya, karena masing-masing saling klaim kebenaran nya dll. Ada beberapa Tinjauan :
Dari Pemda :
1. Pemda akan melakukan penertiban rumah disekitar lokasi makam Mbah Priok, tanpa merubah fungsi dan lahan pemakaman serta akan di buat monumen utk itu.
2. Pemda hanya akan mengambil apa yg menjadi hak nya (PT Pelindo II) berdasar keputusan Hukum yg d sangkal oleh ahli waris.
Dari Ahli Waris:
1. Kepemilikan tanah pemakaman sudah sah milik ahli waris, yang di kuatkan oleh surat kepemilikan dari Belanda.
2. Pemda Tdk Berhak Utk mengambil, kecuali dengan ganti rugi yg pas, dan tdk ada kekerasan..
Nah, dari hal itu, karena sudah tdk ada kemufakatan, akhirnya terdapat bias di dalam masyarakat..
Warga akhirnya mengira, bahwa seluruh kompleks pemakaman akan digsur. Tentu hal ini kana menimbulkan satu isu profokatif yang mudah digerakkan. Ada dua hal yang dijadikan masyarakat sbg Senjata :
satu, Masyarakat mengangap bahwa areal makam akan digusur. Pasti sahabat sekalian berfikir dan menertawakan, kenapa hanya u sebuah makam rela berdarah-darah hingga seperti itu.. Itu tentu sebuah ironi.
Tapi, kita akan bisa merasakan hal itu, jika kita masuk dalam lingkup saudara2 di NU. Atau di dalam sebuah masyarakat yang memang memiliki keterkaitan emosi dg para penyebar agama Islam atau oprang yg dianggap di tuakan dlm Nahdiyin, terlepas dari segala kepentingan apakah itu bid'ah atau yg lain, dpt dikatakan, bahwa memang yg terjadi adalah penggusuran makam thd penyebar Islam dahulu, tentu ini tdk dpt d terima begitu saja, tentu dg segala argumentasi yg tdk perlu di perdebatkan.
dua, Nyawa dibayar Nyawa. Itulah hukum rimba yg berlaku dalam masy kita.
Nah, bermula dari permasalahan tanah akhirnya menjadi masalah Agama dan histori yg mematikan. Efeknya sunguh luar biasa.
Tentu ini dapat dipahami, bila warga yg sudah sebegitu taat dan patuhnya thd kiainya, pasti akan rela melakukan apa saja demi yg di imaninya itu.
Sebuah kontradiksi dg yg trejadi didalam masyarakat dan santri, Para petugas Pol PP juga hanya menjalankan perintah yg tdk tahu menahu apa yg trejadi. Berbeda halnya di lapangan, siapa saja yg di anggap mengganggu akan dilawan, dihajar dan bahkan di pukuli hingga babak belur. Nama dan gaung Pol PP yg sedemikian buruk di mata masyarakat membuat masy enggan berkasihan pada mereka.
Bagi masy sendiri khususnya santri dan berbagai Ormas Islam, persaudaraan diatas segalanya. Satu disakiti maka tempat yg lain akan datang, terlebih jika yg d sentuh adalah simbol. Bukan lagi desa, rumah dll. Jika Pol PP menertibkan rumah yg tdk layak, pedagang dll, pasti akan menuai kesuksesan, lain halnya bila mereka mengusik Simbol yg dijadikan tempat berkumpul dan bernaung bagi sejumlah besar masy. Maka bunuh diri adalah kata yg tepat bagi Pol PP, karena bagi sebagian masy, menjaga simbol itu sama dg Jihad, dan mereka sudah tdk mengenal takut mati. Ini terbukti.
Pernyataan resmi Wagub DKI Jaya, mengatakan bahwa ada 144 orang treluka. 69 dari Pol PP, 55 masyarakat dan 10 dari PolRi. Ini sungguh mengenaskan, padahal jumlah Petugas saat itu sangat banyak, sekitar 6000 dari Pol PP dan hampir 800an dari Kepolisian.. hampir 7000 petugas dikerahkan..dan hasilnya MENTAL.. kenapa?? Jelas, karena massa yg ada jauh lebih besar. Mungkin benar, yg ada di dalam makam hanya sedikit, tapi diluar ??? Tinggal calling lewat Hp atau Sms, maka dg cepat warga yg lain atau santri di luar Koja akan dg cepat membantu, apapun resikonya. Bahkan dikabarkan ada 2 yg meninggal dari Pol PP ( sumber TV one pukul 9 pagi hr ini. Kamis).
Belum lagi kalau ada massa yg sudah terorganisir seperti dari FPI, FBR atau MMI dan Orrmas Islam yg lain. Satu instruksi cepat, akan dapat menggilas Satuan Pol PP atau Polisi sekalipun.
Kalau sudah begini, massa yg awalnya hanya ingin mengamankan Kompleks Makam berubah menjadi pasukan berani mati yg hanya merusak dan Vandalisme dan tentu amat merugikan.
Negoisasi dari Wagup DKI Jakarta, Kapolda, DPRD, Ahli waris dan Ormas Islam seperti Habieb Rizieq Shihab, seakan tdk menemui titik temu.
Sebuah Ironi Untuk Negara Berpenduduk Islam terbesar...
Sebuah kekuatan bila dilandasi oleh kekuatan Iman dan Makna Jihad, maka kekuatan itu akan dapat mementalkan semuanya..termasuk Militer sekalipun. Tapi tentu, harus yg sejalan dg Islam itu sendiri, karena dasar yg digunakan oleh warga sendiri sudah berbeda, tdk semata2 untuk membela Alloh tapi sudah yg lain. Namun, tetap saja semangat yg dihasilkan, bila sudah ada rasa keimanan itu, akan sulit dibendung. Seperti gambar diatas..
Sangat daku sesalkan... T_T
Duhai Bangsa, smoga kita bisa keluar dari jalan hitam ini, mari utamakan Otak daripada Otot...
saka di jogja
09.35 di sebuah markas Dakwah
Beberapa Link Yang menyentuh :