Tampilkan postingan dengan label Yogyakarta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Yogyakarta. Tampilkan semua postingan

Kamis, 14 Juli 2016

Lebaran 1437H

Taqoballahu Mina waminkum ..
Setelah sekian abad tidak mengudara 😂😂
Akhirnya bisa juga mengudara kembali di Blogger 😆

Maafkan daku. Karena sekarang tantangan lebih berat.. Selain tantangan dr Path Twitter dan sejenisnya. Sekarang langsung muncul rival baru. Pokemon GO yang mulai membuat jari2 ini malas nulis 😂😂


Nah gapapa..Itung itung mulai nulis lagi..

Sekalinya nulis Langsung kami Mengucapkan :
☆SELAMAT IDUL FITRI 1437 H☆
Maaf lahir batin 😀😊😊😆




Selasa, 04 Maret 2014

Dakwah Itu Menanam Sebelum Memanen

Dakwah itu Menanam Sebelum Memanen
By: Nandang BUrhanudin
****

Wawasan petani karbitan, selalu mengambil gampangnya. Tak peduli tanah punya orang. Ia main babat dan melakukan pembakaran lahan. Akibatnya, sangat fatal! Tanaman yang ada di tanah -yang bukan miliknya tadi- turut dilahap api. Api melahap tanpa ampun. Asap membumbung tinggi. Efeknya sangat dahsyat! Kawasan padat penduduk diserang badai asap. Akhirnya semua tidak bisa beraktivitas. Kalaupun keluar rumah harus belanja masker.

Petani karbitan ini biasanya petani yang baru mengikuti pelatihan cocok tanam organik. Dianggapnya kebiasaan petani si pemilik lahan sudah kuno. Tidak sehat lagi. Boros. Juga tidak sesuai dengan juklak dari penyuluh pertanian pusat. Prinsipnya, lahan harus diganti. Tanaman apapun yang di atasnya harus dimusnahkan. Padahal tak lama akan membuahkan hasil, dan pemilik lahan akan segera panen. Si petani karbitan tidak sadar diri, bahwa ia pun masih memakan nasi dari beras yang padinya ditanam dengan pupuk urea. Ayam yang dimakan masih ayam yang menggunakan pakan kimia. Bahkan rokok yang ia hisap adalah rokok yang diproduksi dari tembakau yang disemprot bahan kimia. Pokoknya, semua petani harus mengubah trdisi yang tidak sesuai dengan intruksi pusat. Ditanya dari siapa intruksi pusat itu? Ia tak bisa jawab. Apa kualifikasi sang instruktur pusat? Ia pun hanya mengatakan, tunggu saja kedatangannya! Seorang instruktur pertanian yang canggih. Ilmunya mendalam. Layak disebut saintis mutlak.

****

Sahabat, semangat yang tercerabut dari realita adalah semangat yang membumbung tinggi ke angkasa. Namun sangat membahayakan. Terlebih semangat yang bersumber dari kobaran api emosi. Apatah lagi dari doktrin-doktrin para instruktur, yang sama-sama instruktur karbitan.

Di medan dakwah pun kita akan sama-sama melihat dan merasakan, kehadiran para pengklaim kebenaran mutlak di tangannya. Lalu mereka membakar sisi-sisi sensitif dengan doktrin-doktrin yang jauh dari model dakwah baginda Rasul. Beliau berdakwah jelas segmentasinya. Lahan dakwah bermula dari kerabat terdekat, keluarga tercinta, kemudian orang-orang yang menjadi tanggungan. Materi dakwahnya bukan halal-haram, lantas mengkufur-kufurkan. Dakwah beliau dilandasi cinta dan kasih sayang. Menyentuh sisi-sisi kejiwaan manusia yang terdalam. Jiwa ingin diperlakukan manusiawi.

Lalu bagaimana dengan model dakwah yang tidak pernah menanam, tapi ingin ikut memanen? Perjuangan yang sayup terdengar mengkafirkan, namun nyaring memprotes saat jatah hidupnya berkurang? Dakwah yang hanya besar di tataran pemikiran. Namun kosong di tataran akhlak, moralitas, dan tercerabut dari realitas. Dakwah yang meniadakan jihad. Anehnya masih mengklaim jalan hidupnya yang terbaik.

Tugas kita terus berhati-hati! Karena biasanya perjuangan yang hanya memanen tak mau menanam, adalah perjuangan kolonial menancapkan hegemoninya di dunia Islam! Sebaliknya membuat keruh suasana di kalangan Islam sendiri.


Biidznillah 

Sabtu, 06 April 2013

SEJUTA PREMAN MATI MASYARAKAT JOGJA TIDAK RUGI !!

Sebuah spanduk terpajang di jalan Magelang Yogyakarta bertuliskan Sejuta Preman Mati Masyarakat Jogja Tidak Rugi.  Hal ini menggambarkan sebenarnya ada kemarahan masyarakat terhadap keberadaan PREMAN yang selama ini meresahkan dan mengancam jiwa masyarakat.

Dibalik ketidaktepatan perbuatan 11 prajurit kopassus yang melakukan penyerangan lapas cebongan, tetapi ada hikmah positif dan rasa terima kasih masyarakat karena muncul semangat di masyarakat menjadikan kejadian ini sebagai momen untuk membrantas premanisme. Akibat dari kejadian cebongan sehabis itu daerah babarsari yang sering dijadikan area berkumpul preman dan mabuk-mabukan, saat ini gerombolan tersebut tidak lagi muncul. Harusnya semangat masyarakat untuk membrantas preman menjadi perhatian pemerintah dan aparat supaya mereka bertindak tegas. Masyarakat merasa hukum tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sebenernya masyarakat Jogja was-was dan merasa terancam bukan karena adanya 11 prajurit yang melakukan penyerangan lapas, melainkan dari keberadaan preman.

Sikap kesatria dari pelaku dan TNI dalam mengakui perbuatan dan siap menerima hukuman layak mendapatkan apresiasi yang tinggi. Namun diberbagai media TV, TNI masih terus disudutkan oleh lembaga HAM seperti media nasional, Komnas HAM, Kontras, dan politisi DPR seperti menyatakan hal ini sudah mencipatkan hukum Rimba di negara hukum, tindakan mereka mengancam keamanan negara, ini adalah masalah internasional dan malah lebih mengutamakan untuk menghukum seberat-beratnya pelaku penembakan, sehingga terlihat kematian preman tersebut perlu dibela. Sedangkan kematian Kopassus dikarenakan geromobolan preman dianggap bukan pelanggaran HAM dan tidak mendapat perhatian. Hal ini malah berkebalikan dengan apa yang dirasakan banyak masyarakat. Masyarakat merasa TNI juga manusia yang memiliki Hak sama dengan yang lain. Salah satu warga menyampaikan komentar ketika ada bencana alam di Indonesia, TNI yang ada di garda depan memberikan pertolongan. Dan tidak ada preman yang mau membantu masyarakat. Meskipun tindakan 11 prajurit kopassus ini salah tetapi banyak masyarakat yang berterima kasih kepada mereka. Dan malah banyak hujatan kepada Komnas HAM yang seolah bertindak tidak adil bagi masyarakat.

Semoga politisi, lembaga HAM, aparat termasuk Pemerintah mencoba merasakan apa yang dirasakan masyarakat sebenernya. Masyarakat ingin momen ini menjadi UPAYA PEMBRANTASAN PREMAN. KARENA MEREKA PARA PREMAN ADALAH PENGANCAM HAK ASASI MASYARAKAT SESUNGGUHNYA. Jangan dijadikan sarana politisasi. Masyarakat cukup berpikir simpel dan hanya bisa bicara. Jika aparat dan pemerintah tidak mampu maka masyarakat sendiri yang akan bertindak membrantas preman. Jika seperti maka itulah HUKUM RIMBA yang sesungguhnya.

AYO BERANTAS PREMANISME DI MANAPUN. Yang suka like & share supaya semangat pembrantasan preman ini menjadi perhatian Pemerintah. Mari Gabung di : KotaJogja

Silahkan anda berpendapat di Forum Bebas Bicara. Bicara sebebas-bebasnya
.........................................................................

Forum Bebas Bicara Kota Jogja ini adalah sebuah forum yang membahas berbagai hal peristiwa, masalah, dinamika yang ada di sekitar kita dengan tujuan mencari opini dari masyarakat seluas-luasnya. Silahkan berbicara sebebas-bebasnya dalam kerangka positif dan konstruktif. Opini masyarakat baik pro dan kontra bisa menjadi informasi yang berharga bagi berbagai pihak yang berkepentingan.

www.kotajogja.com


Link Sumber :
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=480422568691480&set=a.162276997172707.42162.157518480981892&type=1&ref=nf


Rabu, 03 April 2013

Inspirator ku , Pemilik Imperium Warnet di Jogja (Grup Merapi Online)

Ada Pameo, Siapa Yang Ingin Berkembang, yang ini Belajar, Carilah Inspirator atau bahkan Rival ..

WHY ???
Karena Dengan adanya Inspirator bahkan Rival, akan membuat hidup kita Akan memiliki Lecutan atau Sesuatu yang harus kita Kalahkan. 
Terlebih dalam bisnis, jika kita serius menggarapnya maka akan lebih baik lagi jika kita memiliki Seorang Prototype yang akan membuat kita memiliki bahan bakar yang takkan ada habis habisnya.

Buat Saya, Yang Tinggal di Kota Bisnis Jogja ...
Saya memiliki Inspirator yang tidak banyak terpublikasi, NAMUN geliat bisnis nya sangat terasa jika anda ada di Jogja ..

Pernah mendengar atau bahkan mengakses internet di tempat 2 berikut ini ?
1. Merapi Online
2. NetCity Net
3. Satria Net
4. Jago Net
5. Dewa Net 
6 Super Hotspot di NetCity 


Dan Semua Warnet diatas memiliki Koneksi yang Sangat Cepat , Dengan Harga yang memang relatif Mahal Rp.4000,- per jam, namun sesuai dengan Fasilitasnya, Kesiapan OP, Kafe, da Kelengkapan alat pendukung serta Update dari Manajemen dari Grup Internet ini ..

Di Jogja, Mereka sudah Sangat terkenal .. 
Namun, ternyata banyak yang tidak tahu iapakah Pemiliknya ...
Yaa, Pemiliknya bernama Bapak Rasda , ini memiliki Imperium Internet diatas .. Dan Ternyata, dulu 1998 diawali dengan hanya 5 Komputer / PC di Merapi Online Jogja .. Sekarang ?? AMAZING

Kemudian Hal yg membuat saya tertarik dan menjadi Pelanggan setia dari Grup internet diatas adalah adanya Himbauan  kepada OP yg di tempelkan diatas Meja OP yg menyuruh agar Sholat Dhuha , dengan Fasilitas Musholla yg cukup Representatif.

Hal ini yang menyebabkan saya amat mengapresiasi Bapak Rasda Selaku Owner Grup Merapi Online dan ada yang berkata bahwa beliau juga akan mulai berbisnis Properti bersama Tung Desem Waringin dan Mulai berbisnis Steak (Obong Steak) Bersama Owner Waroeng Steak , Bapak Joddy ...

Hal yang lebih membuat saya bangga adalah Zakat yg selalu dikeluarkan oleh bapak Rasda untuk mempekuat hubungannya dengan sesama dan dengan TuhanNya .. serta sistem bisnis yg dibuat amat Profesional, mulai adri bagaimana Standar Operasional Kerja OP (operator) dg senyum khasnya serta sistem penggajian Gaji yg mengoptimalkan Kapasitas dan Profesionalitas , ini adalah berdasarkan pengakuan Mas Farid , Manajemen dari Satria Net Babarsari

satu Kata, SALUUUT dan akan saya ikuti jejaknya segera ..
Bukan dalam biadng Internet, Tapi Kunci Sukses Bisnis nya yang akan contoh 

Terima Kasih Pak Rasda atas Inspirasi nya

*Pic. Salah satu Gambar Operator di Merapi Online 
(karena saya cari2 Foto Pak Rasda di Dunia Maya tidak ada)



SUKSES TERUS !!

By @sakajogja

Selasa, 02 April 2013

Tahukah Anda Nama Asli Raja Jogja ? Sugeng Tanggap Warsa Sinuwun

Ada yang Tahu Hari Bahagia Apakah Sekarang ini Bagi Kraton Yogyakarta ??

Gubernur DIY ini, Sri Sultan HB X, lahir di Yogyakarta 2 April 1946. Tanggal 7 Maret 1989 (Selasa Wage 1921) ada Pagelaran Besar di Kraton Yogyakarta , "Jumenengan Dalem" , Beliau menjadi Raja baru Jogja Dengan gelar resmi  'Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono Senapati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping Sedasa.

Ada yang tahu nama asli beliau?
Namanya adalah BRM. Herjuno Darpito

Setelah Pakualam VIII Wafat, pada tahun 1998 beliau ditetapkan menjadi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Masa Jabatan 1998-2008. Kali ini beliau didampingi Wakil Gubernur Yaitu Pakualam IX.

Herjuno Darpito merupakan anak tertua dari Sultan HB IX dan Istri keduanya , RA. Siti Kustina / BRA. Widyaningrum / KRA. Widyaningrum / RAy Adipati Anum.

Beliau menikahi Tatiek Drajad Suprihastuti / BRA Mangkubumi / GKR. Hemas Putri dari Kolonel Radin Subanadigda Sastrapranata tahun 1968.

Semoga Yogyakarta Tetap Menjadi Damai Dibawah SULTAN
aamiin

Galeri Sultan HB X beserta Keluarga




Keluarga Sultan









Putri SultanGusti Kanjeng Ratu Pembayun



Gusti Kanjeng Ratu CondroKirono


 GKR. Juwita

Gusti Raden Ajeng Reni



DAN Kami Warga Jogja Hari Ini 2 April Ngaturaken , Sugeng Tanggap Warsa Sinuwun Sultan HB X

Kamis, 28 Maret 2013

HARGAi JOGJA !! Menilik Masalah Penembakan 4 Tersangka Lapas Cebongan

Oke ..
Kali ini Saya akan membuang Perasaan Sebagai Orang Jawa yg cenderung "Ambil aman" dan Tidak Suka mencampuri Urusan orang lain .. TAPI karena udah Kebangetan, ane ikut Nimbrung ..
-*-
Oke GUYS, Saya scr Pribadi amat Mengutuk Penyerangan Ke LAPAS waktu lalu .. Dan Berharap Segera SELESAI nih Case ..

"TAPI"
Kita Kudu ADIL Guys ..
Apa sih Masalah Pemantik UTAMANYA?? Masalahnya krn "Oknum" warga NTT Menusuk dan MEMBUNUH anggota Kopasus di Hugos Cafe. MEMBUNUH bro .. Menusuk .. Kok segitu gampangnya ya,Asal Bunuh gitu aja. Tuh TNI jg Punya Anak Istri , NAH ini pangkal Masalahnya ..

So??
Kalo Mau PREMANISME ke Laut Sono , Jangan Di Jogja. Saya juga AMAT setuju tuh Cafe ditutup aja !! Bikin MALU


Minggu, 03 Maret 2013

Nabilah JKT48 Swaragama Jogja

Selamat Datang di Jogja Again Yak @NabilahJKT48 di Swaragama FM Jogja ...

Now interviewing JKT 48 on #ICHIGO @swaragamafm: Now interviewing JKT 48 on #ICHIGO @swaragamafm



Foll My Tweet : @sakajogja

Senin, 19 Desember 2011

Kisah Nyata: Ketika Raja Jogja terkena tilang di Pekalongan

Sahabat, Hari Ini 19 Desember Tidak Sengaja Membaca Link dari Sebuah Grup Kemenpora RI, ku baca dan Luar Biasa Kedua Orang Ini...
Membuat ku Smakin Tertegun...
Ini Cerita Dari sahabat ku itu:


Kisah Nyata: Ketika Sri Sultan HB IX terkena tilang di Pekalongan

Kota batik Pekalongan di pertengahan tahun 1960an menyambut fajar dengan kabut tipis , pukul setengah enam pagi polisi muda Royadin yang belum genap seminggu mendapatkan kenaikan pangkat dari agen polisi kepala menjadi brigadir polisi sudah berdiri di tepi posnya di kawasan Soko dengan gagahnya. Kudapan nasi megono khas pekalongan pagi itu menyegarkan tubuhnya yang gagah berbalut seragam polisi dengan pangkat brigadir.
Becak dan delman amat dominan masa itu , persimpangan Soko mulai riuh dengan bunyi kalung kuda yang terangguk angguk mengikuti ayunan cemeti sang kusir. Dari arah selatan dan membelok ke barat sebuah sedan hitam ber plat AB melaju dari arah yang berlawanan dengan arus becak dan delman . Brigadir Royadin memandang dari kejauhan ,sementara sedan hitam itu melaju perlahan menuju kearahnya. Dengan sigap ia menyeberang jalan ditepi posnya, ayunan tangan kedepan dengan posisi membentuk sudut Sembilan puluh derajat menghentikan laju sedan hitam itu. Sebuah sedan tahun lima puluhan yang amat jarang berlalu di jalanan pekalongan berhenti dihadapannya.
Saat mobil menepi , brigadir Royadin menghampiri sisi kanan pengemudi dan memberi hormat.
“Selamat pagi!” Brigadir Royadin memberi hormat dengan sikap sempurna . “Boleh ditunjukan rebuwes!” Ia meminta surat surat mobil berikut surat ijin mengemudi kepada lelaki di balik kaca , jaman itu surat mobil masih diistilahkan rebuwes.
Perlahan , pria berusia sekitar setengah abad menurunkan kaca samping secara penuh.
“Ada apa pak polisi ?” Tanya pria itu. Brigadir Royadin tersentak kaget , ia mengenali siapa pria itu . “Ya Allah…sinuwun!” kejutnya dalam hati . Gugup bukan main namun itu hanya berlangsung sedetik , naluri polisinya tetap menopang tubuh gagahnya dalam sikap sempurna.
“Bapak melangar verbodden , tidak boleh lewat sini, ini satu arah !” Ia memandangi pria itu yang tak lain adalah Sultan Jogja, Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Dirinya tak habis pikir , orang sebesar sultan HB IX mengendarai sendiri mobilnya dari jogja ke pekalongan yang jauhnya cukup lumayan., entah tujuannya kemana.
Setelah melihat rebuwes , Brigadir Royadin mempersilahkan Sri Sultan untuk mengecek tanda larangan verboden di ujung jalan , namun sultan menolak.
“ Ya ..saya salah , kamu benar , saya pasti salah !” Sinuwun turun dari sedannya dan menghampiri Brigadir Royadin yang tetap menggengam rebuwes tanpa tahu harus berbuat apa.
“ Jadi…?” Sinuwun bertanya , pertanyaan yang singkat namun sulit bagi brigadir Royadin menjawabnya .
“Em..emm ..bapak saya tilang , mohon maaf!” Brigadir Royadin heran , sinuwun tak kunjung menggunakan kekuasaannya untuk paling tidak bernegosiasi dengannya, jangankan begitu , mengenalkan dirinya sebagai pejabat Negara dan Rajapun beliau tidak melakukannya.
“Baik..brigadir , kamu buatkan surat itu , nanti saya ikuti aturannya, saya harus segera ke Tegal !” Sinuwun meminta brigadir Royadin untuk segera membuatkan surat tilang. Dengan tangan bergetar ia membuatkan surat tilang, ingin rasanya tidak memberikan surat itu tapi tidak tahu kenapa ia sebagai polisi tidak boleh memandang beda pelanggar kesalahan yang terjadi di depan hidungnya. Yang paling membuatnya sedikit tenang adalah tidak sepatah katapun yang keluar dari mulut sinuwun menyebutkan bahwa dia berhak mendapatkan dispensasi. “Sungguh orang yang besar…!” begitu gumamnya.
Surat tilang berpindah tangan , rebuwes saat itu dalam genggamannya dan ia menghormat pada sinuwun sebelum sinuwun kembali memacu Sedan hitamnya menuju ke arah barat, Tegal.
Beberapa menit sinuwun melintas di depan stasiun pekalongan, brigadir royadin menyadari kebodohannya, kekakuannya dan segala macam pikiran berkecamuk. Ingin ia memacu sepeda ontelnya mengejar Sedan hitam itu tapi manalah mungkin. Nasi sudah menjadi bubur dan ketetapan hatinya untuk tetap menegakkan peraturan pada siapapun berhasil menghibur dirinya.
Saat aplusan di sore hari dan kembali ke markas , Ia menyerahkan rebuwes kepada petugas jaga untuk diproses hukum lebih lanjut.,Ialu kembali kerumah dengan sepeda abu abu tuanya.
Saat apel pagi esok harinya , suara amarah meledak di markas polisi pekalongan , nama Royadin diteriakkan berkali kali dari ruang komisaris. Beberapa polisi tergopoh gopoh menghampirinya dan memintanya menghadap komisaris polisi selaku kepala kantor.
“Royadin , apa yang kamu lakukan ..sa’enake dewe ..ora mikir ..iki sing mbok tangkep sopo heh..ngawur..ngawur!” Komisaris mengumpat dalam bahasa jawa , ditangannya rebuwes milik sinuwun pindah dari telapak kanan kekiri bolak balik.
“ Sekarang aku mau Tanya , kenapa kamu tidak lepas saja sinuwun..biarkan lewat, wong kamu tahu siapa dia , ngerti nggak kowe sopo sinuwun?” Komisaris tak menurunkan nada bicaranya.
“ Siap pak , beliau tidak bilang beliau itu siapa , beliau ngaku salah ..dan memang salah!” brigadir Royadin menjawab tegas.
“Ya tapi kan kamu mestinya ngerti siapa dia ..ojo kaku kaku , kok malah mbok tilang..ngawur ..jan ngawur….Ini bisa panjang , bisa sampai Menteri !” Derai komisaris. Saat itu kepala polisi dijabat oleh Menteri Kepolisian Negara.
Brigadir Royadin pasrah , apapun yang dia lakukan dasarnya adalah posisinya sebagai polisi , yang disumpah untuk menegakkan peraturan pada siapa saja ..memang Koppeg(keras kepala) kedengarannya.
Kepala polisi pekalongan berusaha mencari tahu dimana gerangan sinuwun , masih di Tegalkah atau tempat lain? Tujuannya cuma satu , mengembalikan rebuwes. Namun tidak seperti saat ini yang demikian mudahnya bertukar kabar , keberadaa sinuwun tak kunjung diketahui hingga beberapa hari. Pada akhirnya kepala polisi pekalongan mengutus beberapa petugas ke Jogja untuk mengembalikan rebuwes tanpa mengikut sertakan Brigadir Royadin.
Usai mendapat marah , Brigadir Royadin bertugas seperti biasa , satu minggu setelah kejadian penilangan, banyak teman temannya yang mentertawakan bahkan ada isu yang ia dengar dirinya akan dimutasi ke pinggiran kota pekalongan selatan.
Suatu sore , saat belum habis jam dinas , seorang kurir datang menghampirinya di persimpangan soko yang memintanya untuk segera kembali ke kantor. Sesampai di kantor beberapa polisi menggiringnya keruang komisaris yang saat itu tengah menggengam selembar surat.
“Royadin….minggu depan kamu diminta pindah !” lemas tubuh Royadin , ia membayangkan harus menempuh jalan menanjak dipinggir kota pekalongan setiap hari , karena mutasi ini, karena ketegasan sikapnya dipersimpangan soko .
“ Siap pak !” Royadin menjawab datar.
“Bersama keluargamu semua, dibawa!” pernyataan komisaris mengejutkan , untuk apa bawa keluarga ketepi pekalongan selatan , ini hanya merepotkan diri saja.
“Saya sanggup setiap hari pakai sepeda pak komandan, semua keluarga biar tetap di rumah sekarang !” Brigadir Royadin menawar.
“Ngawur…Kamu sanggup bersepeda pekalongan – Jogja ? pindahmu itu ke jogja bukan disini, sinuwun yang minta kamu pindah tugas kesana , pangkatmu mau dinaikkan satu tingkat.!” Cetus pak komisaris , disodorkan surat yang ada digengamannya kepada brigadir Royadin.
Surat itu berisi permintaan bertuliskan tangan yang intinya : “ Mohon dipindahkan brigadir Royadin ke Jogja , sebagai polisi yang tegas saya selaku pemimpin Jogjakarta akan menempatkannya di wilayah Jogjakarta bersama keluarganya dengan meminta kepolisian untuk menaikkan pangkatnya satu tingkat.” Ditanda tangani sri sultan hamengkubuwono IX.
Tangan brigadir Royadin bergetar , namun ia segera menemukan jawabannya. Ia tak sangup menolak permntaan orang besar seperti sultan HB IX namun dia juga harus mempertimbangkan seluruh hidupnya di kota pekalongan .Ia cinta pekalongan dan tak ingin meninggalkan kota ini .
“ Mohon bapak sampaikan ke sinuwun , saya berterima kasih, saya tidak bisa pindah dari pekalongan , ini tanah kelahiran saya , rumah saya . Sampaikan hormat saya pada beliau ,dan sampaikan permintaan maaf saya pada beliau atas kelancangan saya !” Brigadir Royadin bergetar , ia tak memahami betapa luasnya hati sinuwun Sultan HB IX , Amarah hanya diperolehnya dari sang komisaris namun penghargaan tinggi justru datang dari orang yang menjadi korban ketegasannya.
July 2010 , saat saya mendengar kepergian purnawirawan polisi Royadin kepada sang khalik dari keluarga dipekalongan , saya tak memilki waktu cukup untuk menghantar kepergiannya . Suaranya yang lirih saat mendekati akhir hayat masih saja mengiangkan cerita kebanggaannya ini pada semua sanak family yang berkumpul. Ia pergi meninggalkan kesederhanaan perilaku dan prinsip kepada keturunannya , sekaligus kepada saya selaku keponakannya. Idealismenya di kepolisian Pekalongan tetap ia jaga sampai akhir masa baktinya , pangkatnya tak banyak bergeser terbelenggu idealisme yang selalu dipegangnya erat erat yaitu ketegasan dan kejujuran .
Hormat amat sangat kepadamu Pak Royadin, Sang Polisi sejati . Dan juga kepada pahlawan bangsa Sultan Hamengkubuwono IX yang keluasan hatinya melebihi wilayah negeri ini dari sabang sampai merauke.
Depok June 25′ 2011
Aryadi Noersaid
Update terakhir tentang penulis artikel: Bp Aryadi Noersaid saat ini tinggal di Depok, Saya sempat konfirmasi via SMS kepada penulis untuk memastikan dan meminta comment atau pernyataan dari beliau.
Setelah menunggu beberapa waktu saya mendapat respon dari Bp Aryadi Noersaid. Saya copy dari comment beliau. dan terima kasih pak respon kilatnya:
Aryadi Noersaid (aryadi17@yahoo.com)
Bapak ibu sekalian , surprise tulisan ini hadir setelah sekian bulan saya menulisnya, saya mendapatkan linknya melalui teman facebook. Cerita ini bagian dari catatan tepi yang saya terbitkan secara rutin di mils dan kompasiana , berupa pengalaman saya dan orang lain yang saya dapatkan dari sumbernya. Almarhum Pak Royadin adalah kakak ayah saya , beliau berpulang tahun lalu di rumah sederhananya di Proyonanggan di Batang,kota dekat pekalongan . Kisah ini selalu menghiasi hari saya kalau pulang ke kampung halaman orang tua. Meskipun tak persis detil demi detil percakapan yang diceritakan dari beliau tertulis didalam kisah ini , termasuk penggunaan bahasa jawa yang saya memang kurang menguasai untuk menuliskannya kembali serta tanggal dan tahun kejadian , namun beliau memang sangat memegang apa yang di omongkannya serta lurus dalam hidupnya , dan ini cerita masterpiece yang saya kenang selalu khususnya jika mengenang beliau .Terakhir bertemu beliau adalah ketika ia secara tiba tiba ke jakarta saat ayah saya tiada dan ia menyusul kemudian kembali kepada Allah SWT tanpa saya bisa menjenguknya. Semoga Allah menerima kanjeng sultan dan Pak Royadin di sisiNya.Amiin

Minggu, 23 Oktober 2011

Jogja Java Carnival III - 23 Okt 2011

Malam Ahad 22 Oktober 2011, Menjadi malam Yang amat melelahkan Buat ku...
Sama Halnya Dengan 18 Oktober 2011 Lalu saat ada Kirab Pengantin Royal Wedding Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Kali Ini Pun Saya Sibuk Dengan Hunting Salah Satu khasanah Budaya Djogdja...

Oke Langsung Saja, Untuk Kali Ini Saka Jogja (Nama FB) hanya akan Upload Foto Foto Saja...
Btw, Saya Makin amat Bangga Sebagai Piyayi Aseli DJogja...
 


















Menandakan Bahwa Jogja memang Istimewa :)

Jogja Java Carnival III - Jogja Java Carnival 2011

Nb. Tolong Rekan Rekan Kalau Mau Link Atau Ambil Gambar, Sertakan Juga Alamat Blog Ini Ya :D
Maklum Nyarinya AmPe Keringetan bener..hhe