Senin, 10 Maret 2014

Muslim Kaffah "ATAU" Muslim Kah ??

Muslim Kaaffah atau Muslim Kah?
***

(+) Ada korban tabrakan. Puluhan nyawa terancam. Ambulans mendekat. Dokter-dokter berdatangan. Pas mau menolong, ada teriakan, "Tahan dulu. Dokter dilarang bertindak. Karena para dokter lulusan Universitas Thoghut. Tidak belajar thibbun Nabawi. Bubar semua. Kita harus menjadi muslim yang Kaaffah." Akhirnya banyak nyawa yang tak tertolong.

(+) Sebuah keluarga, baru saja terkena musibah kebakaran. Warung dan semua usahanya ludess. Usai laporan BAP kepolisian, ia pun mengurus asuransi. Ada yang teriak, "Jangan diterima. Asuransi itu RIBA, tidak ada zaman Rasul. Kalian harus memilih, jadi muslim Kaaffah atau Kufur?" Si keluarga terdiam. Akhirnya ia menjual tanahnya, dan kemudian hidup dari belas kasihan.

(+) Di suatu desa, ada pemilihan Kades. Satu calonnya pemabuk. Satu calon lagi wiraswasta pertanian yang ahli masjid. Pas mau memilih, ada yang teriak, "Semua ahli masjid haram memilih. Tidak ada contohnya! Kita harus kaaffah!" Akhirnya yang terpilih Kades tukang mabuk.

Kadang kita bertanya, muslim Kaaffah dimaknai saat ini:

1. Yang meneriakkan syariah-khilafah. Namun tidak mampu mengulurkan tangan untuk membantu masyarakat agar bebas dari problematika hidup, bahkan saat nyawa terancam.

2. Yang bikin status FB-Twitter paling anti-Riba, namun transaksi masih menggunakan uang kertas dan tak ada produksi yang ia lakukan.

3. Yang mencap pemerintah thogut, kafir, namun berlomba-lomba menjadi PNS dengan dalih madani-hadhori.

4. Yang menuduh kampus dan sekolah sebagai sistem kufur, namun tak satupun sekolah yang didirikan.

Muslim Kaaffah apa Muslim Kah?

Kamis, 06 Maret 2014

Opening Album bangkitlah negeriku - Shoutul harokah

10 tahun terakhir …4 kali nahkota bahtera negeri ini berganti
10 tahun terakhir… pemegang amanat semakin tidak bisa dipercaya , mereka semakin rakus merampas hak-hak rakyat jelata
10 tahun terakhir… malapetaka selalu menghantam negeri ini ( tsunami, banjir, longsor dan bermacam penyakit silih berganti ) merontokkan anak anak negeri
10 tahun terakhir… orang-orang lapar dan orang -orang menganggur semakin tidak tehitung jumlahnya
10 tahun terakhir… kemaksiatan dan tindak kejahatan sangat sulit dihentikan, rasa malu dan rasa peduli terasa semakin menjauh

Adakah harapan dan asa di negeri ini?
Mungkinkah Allah berkenan untuk mencurahkan berkah dan rahmatNya?
Apakah kita berhak untuk berkuasa dan memimpin negeri ini?
Pantaskah kita melayani orang-orang yang bosan dengan janji-janji para PENIPU?

Ingatlah saudaraku,
Arah dan tujuan kita jangan berubah!
Langkah harus semakin tegap!
karena perubahan adalah kepastian!
Bangkitkan semangat dan rebut setiap peluang!
jangan sibuk dengan hal yang tidak penting!
Lenyapkan keraguan!
dan yakinlah Allah pasti membimbing kita untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki

http://adf.ly/221689/shoutul-harokah---opening-album

http://mp3albumnasyid.blogspot.com/2012/10/shoutul-harokah-bangkitlah-negeriku-12.html

Kisah Para Pemburu Surga : Mengubah Indonesia Menjadi Sepenggal Firdaus




Nasehat Dari Ustadzah (Almh Yoyoh Yusroh) , Pekikan Semangat Dari Bung Anis Matta , Seolah olah menggelorakan kembali Jiwa dan Jihad kami ...

"Bahwa kita semua,,,relawan dan kader PKS,
adalah
GENERASI BARU INDONESIA
yang masuk ke dalam politik, dengan semangat sebagai PEMBURU SURGA...




Selasa, 04 Maret 2014

Dakwah Itu Menanam Sebelum Memanen

Dakwah itu Menanam Sebelum Memanen
By: Nandang BUrhanudin
****

Wawasan petani karbitan, selalu mengambil gampangnya. Tak peduli tanah punya orang. Ia main babat dan melakukan pembakaran lahan. Akibatnya, sangat fatal! Tanaman yang ada di tanah -yang bukan miliknya tadi- turut dilahap api. Api melahap tanpa ampun. Asap membumbung tinggi. Efeknya sangat dahsyat! Kawasan padat penduduk diserang badai asap. Akhirnya semua tidak bisa beraktivitas. Kalaupun keluar rumah harus belanja masker.

Petani karbitan ini biasanya petani yang baru mengikuti pelatihan cocok tanam organik. Dianggapnya kebiasaan petani si pemilik lahan sudah kuno. Tidak sehat lagi. Boros. Juga tidak sesuai dengan juklak dari penyuluh pertanian pusat. Prinsipnya, lahan harus diganti. Tanaman apapun yang di atasnya harus dimusnahkan. Padahal tak lama akan membuahkan hasil, dan pemilik lahan akan segera panen. Si petani karbitan tidak sadar diri, bahwa ia pun masih memakan nasi dari beras yang padinya ditanam dengan pupuk urea. Ayam yang dimakan masih ayam yang menggunakan pakan kimia. Bahkan rokok yang ia hisap adalah rokok yang diproduksi dari tembakau yang disemprot bahan kimia. Pokoknya, semua petani harus mengubah trdisi yang tidak sesuai dengan intruksi pusat. Ditanya dari siapa intruksi pusat itu? Ia tak bisa jawab. Apa kualifikasi sang instruktur pusat? Ia pun hanya mengatakan, tunggu saja kedatangannya! Seorang instruktur pertanian yang canggih. Ilmunya mendalam. Layak disebut saintis mutlak.

****

Sahabat, semangat yang tercerabut dari realita adalah semangat yang membumbung tinggi ke angkasa. Namun sangat membahayakan. Terlebih semangat yang bersumber dari kobaran api emosi. Apatah lagi dari doktrin-doktrin para instruktur, yang sama-sama instruktur karbitan.

Di medan dakwah pun kita akan sama-sama melihat dan merasakan, kehadiran para pengklaim kebenaran mutlak di tangannya. Lalu mereka membakar sisi-sisi sensitif dengan doktrin-doktrin yang jauh dari model dakwah baginda Rasul. Beliau berdakwah jelas segmentasinya. Lahan dakwah bermula dari kerabat terdekat, keluarga tercinta, kemudian orang-orang yang menjadi tanggungan. Materi dakwahnya bukan halal-haram, lantas mengkufur-kufurkan. Dakwah beliau dilandasi cinta dan kasih sayang. Menyentuh sisi-sisi kejiwaan manusia yang terdalam. Jiwa ingin diperlakukan manusiawi.

Lalu bagaimana dengan model dakwah yang tidak pernah menanam, tapi ingin ikut memanen? Perjuangan yang sayup terdengar mengkafirkan, namun nyaring memprotes saat jatah hidupnya berkurang? Dakwah yang hanya besar di tataran pemikiran. Namun kosong di tataran akhlak, moralitas, dan tercerabut dari realitas. Dakwah yang meniadakan jihad. Anehnya masih mengklaim jalan hidupnya yang terbaik.

Tugas kita terus berhati-hati! Karena biasanya perjuangan yang hanya memanen tak mau menanam, adalah perjuangan kolonial menancapkan hegemoninya di dunia Islam! Sebaliknya membuat keruh suasana di kalangan Islam sendiri.


Biidznillah