10 tahun terakhir …4 kali nahkota bahtera negeri ini berganti
10 tahun terakhir… pemegang amanat semakin tidak bisa dipercaya , mereka semakin rakus merampas hak-hak rakyat jelata
10 tahun terakhir… malapetaka selalu menghantam negeri ini ( tsunami,
banjir, longsor dan bermacam penyakit silih berganti ) merontokkan anak
anak negeri
10 tahun terakhir… orang-orang lapar dan orang -orang menganggur semakin tidak tehitung jumlahnya
10 tahun terakhir… kemaksiatan dan tindak kejahatan sangat sulit dihentikan, rasa malu dan rasa peduli terasa semakin menjauh
Adakah harapan dan asa di negeri ini?
Mungkinkah Allah berkenan untuk mencurahkan berkah dan rahmatNya?
Apakah kita berhak untuk berkuasa dan memimpin negeri ini?
Pantaskah kita melayani orang-orang yang bosan dengan janji-janji para PENIPU?
Ingatlah saudaraku,
Arah dan tujuan kita jangan berubah!
Langkah harus semakin tegap!
karena perubahan adalah kepastian!
Bangkitkan semangat dan rebut setiap peluang!
jangan sibuk dengan hal yang tidak penting!
Lenyapkan keraguan!
dan yakinlah Allah pasti membimbing kita untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki
http://adf.ly/221689/shoutul-harokah---opening-album
http://mp3albumnasyid.blogspot.com/2012/10/shoutul-harokah-bangkitlah-negeriku-12.html
Tampilkan postingan dengan label PKS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PKS. Tampilkan semua postingan
Kamis, 06 Maret 2014
Selasa, 04 Maret 2014
Dakwah Itu Menanam Sebelum Memanen
Dakwah itu Menanam Sebelum Memanen
By: Nandang BUrhanudin
****
Wawasan petani karbitan, selalu mengambil gampangnya. Tak peduli tanah punya orang. Ia main babat dan melakukan pembakaran lahan. Akibatnya, sangat fatal! Tanaman yang ada di tanah -yang bukan miliknya tadi- turut dilahap api. Api melahap tanpa ampun. Asap membumbung tinggi. Efeknya sangat dahsyat! Kawasan padat penduduk diserang badai asap. Akhirnya semua tidak bisa beraktivitas. Kalaupun keluar rumah harus belanja masker.
Petani karbitan ini biasanya petani yang baru mengikuti pelatihan cocok tanam organik. Dianggapnya kebiasaan petani si pemilik lahan sudah kuno. Tidak sehat lagi. Boros. Juga tidak sesuai dengan juklak dari penyuluh pertanian pusat. Prinsipnya, lahan harus diganti. Tanaman apapun yang di atasnya harus dimusnahkan. Padahal tak lama akan membuahkan hasil, dan pemilik lahan akan segera panen. Si petani karbitan tidak sadar diri, bahwa ia pun masih memakan nasi dari beras yang padinya ditanam dengan pupuk urea. Ayam yang dimakan masih ayam yang menggunakan pakan kimia. Bahkan rokok yang ia hisap adalah rokok yang diproduksi dari tembakau yang disemprot bahan kimia. Pokoknya, semua petani harus mengubah trdisi yang tidak sesuai dengan intruksi pusat. Ditanya dari siapa intruksi pusat itu? Ia tak bisa jawab. Apa kualifikasi sang instruktur pusat? Ia pun hanya mengatakan, tunggu saja kedatangannya! Seorang instruktur pertanian yang canggih. Ilmunya mendalam. Layak disebut saintis mutlak.
****
Sahabat, semangat yang tercerabut dari realita adalah semangat yang membumbung tinggi ke angkasa. Namun sangat membahayakan. Terlebih semangat yang bersumber dari kobaran api emosi. Apatah lagi dari doktrin-doktrin para instruktur, yang sama-sama instruktur karbitan.
Di medan dakwah pun kita akan sama-sama melihat dan merasakan, kehadiran para pengklaim kebenaran mutlak di tangannya. Lalu mereka membakar sisi-sisi sensitif dengan doktrin-doktrin yang jauh dari model dakwah baginda Rasul. Beliau berdakwah jelas segmentasinya. Lahan dakwah bermula dari kerabat terdekat, keluarga tercinta, kemudian orang-orang yang menjadi tanggungan. Materi dakwahnya bukan halal-haram, lantas mengkufur-kufurkan. Dakwah beliau dilandasi cinta dan kasih sayang. Menyentuh sisi-sisi kejiwaan manusia yang terdalam. Jiwa ingin diperlakukan manusiawi.
Lalu bagaimana dengan model dakwah yang tidak pernah menanam, tapi ingin ikut memanen? Perjuangan yang sayup terdengar mengkafirkan, namun nyaring memprotes saat jatah hidupnya berkurang? Dakwah yang hanya besar di tataran pemikiran. Namun kosong di tataran akhlak, moralitas, dan tercerabut dari realitas. Dakwah yang meniadakan jihad. Anehnya masih mengklaim jalan hidupnya yang terbaik.
Tugas kita terus berhati-hati! Karena biasanya perjuangan yang hanya memanen tak mau menanam, adalah perjuangan kolonial menancapkan hegemoninya di dunia Islam! Sebaliknya membuat keruh suasana di kalangan Islam sendiri.
By: Nandang BUrhanudin
****
Wawasan petani karbitan, selalu mengambil gampangnya. Tak peduli tanah punya orang. Ia main babat dan melakukan pembakaran lahan. Akibatnya, sangat fatal! Tanaman yang ada di tanah -yang bukan miliknya tadi- turut dilahap api. Api melahap tanpa ampun. Asap membumbung tinggi. Efeknya sangat dahsyat! Kawasan padat penduduk diserang badai asap. Akhirnya semua tidak bisa beraktivitas. Kalaupun keluar rumah harus belanja masker.
Petani karbitan ini biasanya petani yang baru mengikuti pelatihan cocok tanam organik. Dianggapnya kebiasaan petani si pemilik lahan sudah kuno. Tidak sehat lagi. Boros. Juga tidak sesuai dengan juklak dari penyuluh pertanian pusat. Prinsipnya, lahan harus diganti. Tanaman apapun yang di atasnya harus dimusnahkan. Padahal tak lama akan membuahkan hasil, dan pemilik lahan akan segera panen. Si petani karbitan tidak sadar diri, bahwa ia pun masih memakan nasi dari beras yang padinya ditanam dengan pupuk urea. Ayam yang dimakan masih ayam yang menggunakan pakan kimia. Bahkan rokok yang ia hisap adalah rokok yang diproduksi dari tembakau yang disemprot bahan kimia. Pokoknya, semua petani harus mengubah trdisi yang tidak sesuai dengan intruksi pusat. Ditanya dari siapa intruksi pusat itu? Ia tak bisa jawab. Apa kualifikasi sang instruktur pusat? Ia pun hanya mengatakan, tunggu saja kedatangannya! Seorang instruktur pertanian yang canggih. Ilmunya mendalam. Layak disebut saintis mutlak.
****
Sahabat, semangat yang tercerabut dari realita adalah semangat yang membumbung tinggi ke angkasa. Namun sangat membahayakan. Terlebih semangat yang bersumber dari kobaran api emosi. Apatah lagi dari doktrin-doktrin para instruktur, yang sama-sama instruktur karbitan.
Di medan dakwah pun kita akan sama-sama melihat dan merasakan, kehadiran para pengklaim kebenaran mutlak di tangannya. Lalu mereka membakar sisi-sisi sensitif dengan doktrin-doktrin yang jauh dari model dakwah baginda Rasul. Beliau berdakwah jelas segmentasinya. Lahan dakwah bermula dari kerabat terdekat, keluarga tercinta, kemudian orang-orang yang menjadi tanggungan. Materi dakwahnya bukan halal-haram, lantas mengkufur-kufurkan. Dakwah beliau dilandasi cinta dan kasih sayang. Menyentuh sisi-sisi kejiwaan manusia yang terdalam. Jiwa ingin diperlakukan manusiawi.
Lalu bagaimana dengan model dakwah yang tidak pernah menanam, tapi ingin ikut memanen? Perjuangan yang sayup terdengar mengkafirkan, namun nyaring memprotes saat jatah hidupnya berkurang? Dakwah yang hanya besar di tataran pemikiran. Namun kosong di tataran akhlak, moralitas, dan tercerabut dari realitas. Dakwah yang meniadakan jihad. Anehnya masih mengklaim jalan hidupnya yang terbaik.
Tugas kita terus berhati-hati! Karena biasanya perjuangan yang hanya memanen tak mau menanam, adalah perjuangan kolonial menancapkan hegemoninya di dunia Islam! Sebaliknya membuat keruh suasana di kalangan Islam sendiri.
Biidznillah
Jumat, 21 Juni 2013
PKS : Belajarlah Dari Ikhwanul Muslimin
By: Nandang Burhanudin
****
Ikhwanul Muslimin kini, menjadi satu-satunya gerakan Islam yang fikroh dan pengaruhnya mendunia. Sukses bukan hanya sekedar meraih kekuasaan, tapi juga sukses karena merebut simpatik dan dukungan masyarakat yang makin hari makin luas. Ikhwanul Muslimin benar-benar memahami pesan Syaikh Al-Ghazali, "Menaklukkan hati masyarakat jauh lebih sulit daripada menaklukkan negara. Karena jika sukses menaklukkan masyarakat, negara bisa diformat ulang."
Terbukti, walau Presiden Moursi tidak meraih single majority saat Pilpres, tapi kerja dan kinerja yang ditampilkannya telah menghipnotis semua kalangan. Bahkan ciri dari kesuksesannya adalah; saat Israel didukung kaum Liberal-Sekuler-elemen muslim ambigu, berusaha merongrong dan terus mengganggu kepemimpinan Moursi dengan isu-isu yang berbeda tapi berujung sama: TURUNKAN Moursi! Hal ini sesuai dengan pesanan dari Panglima Militer Israel, "Jika Ikhwanul Muslimin berkuasa, maka wajib bagi kami melengserkan dari kekuasaan."
Anehnya, kendati media 90 % dikuasai kaum Liberal-Sekuler, polisi-jaksa masih antek-antek rezim Mubarak, bahkan hakim dan pengadilan adalah pelayan setia Mubarak, realita di masyarakat adalah jumlah dukungan kepada Ikhwanul Muslimin. Pertanyaan kita adalah, apa yang membuat dukungan itu teramat solid? Menurut hemat saya, jawabannya adalah:
Pertama: Ikhwanul Muslimin benar-benar mampu mengapresiasi peran dan gerakan personal (individu).
Peran personal tidak bisa dinafikan. Mutlak dibutuhkan semua kalangan, terlepas apakah itu yayasan, ormas, parpol, ormas berasa parpol, hingga elemen terkecil RT-RW/DKM dll.
Setiap personal yang bergabung atau sekedar simpatik dengan jamaah Ikhwanul Muslimin, akan difungsikan secara efektif untuk melakukan peran-peran penyebaran fikroh Islam moderat yang diusung IM. Tanpa peran personal, maka fikroh apapun akan sekedar indah di tataran spanduk atau jargon-jargon. Namun sepi peminat dan dijauhi masyarakat.
****
Ikhwanul Muslimin kini, menjadi satu-satunya gerakan Islam yang fikroh dan pengaruhnya mendunia. Sukses bukan hanya sekedar meraih kekuasaan, tapi juga sukses karena merebut simpatik dan dukungan masyarakat yang makin hari makin luas. Ikhwanul Muslimin benar-benar memahami pesan Syaikh Al-Ghazali, "Menaklukkan hati masyarakat jauh lebih sulit daripada menaklukkan negara. Karena jika sukses menaklukkan masyarakat, negara bisa diformat ulang."
Terbukti, walau Presiden Moursi tidak meraih single majority saat Pilpres, tapi kerja dan kinerja yang ditampilkannya telah menghipnotis semua kalangan. Bahkan ciri dari kesuksesannya adalah; saat Israel didukung kaum Liberal-Sekuler-elemen muslim ambigu, berusaha merongrong dan terus mengganggu kepemimpinan Moursi dengan isu-isu yang berbeda tapi berujung sama: TURUNKAN Moursi! Hal ini sesuai dengan pesanan dari Panglima Militer Israel, "Jika Ikhwanul Muslimin berkuasa, maka wajib bagi kami melengserkan dari kekuasaan."
Anehnya, kendati media 90 % dikuasai kaum Liberal-Sekuler, polisi-jaksa masih antek-antek rezim Mubarak, bahkan hakim dan pengadilan adalah pelayan setia Mubarak, realita di masyarakat adalah jumlah dukungan kepada Ikhwanul Muslimin. Pertanyaan kita adalah, apa yang membuat dukungan itu teramat solid? Menurut hemat saya, jawabannya adalah:
Pertama: Ikhwanul Muslimin benar-benar mampu mengapresiasi peran dan gerakan personal (individu).
Peran personal tidak bisa dinafikan. Mutlak dibutuhkan semua kalangan, terlepas apakah itu yayasan, ormas, parpol, ormas berasa parpol, hingga elemen terkecil RT-RW/DKM dll.
Setiap personal yang bergabung atau sekedar simpatik dengan jamaah Ikhwanul Muslimin, akan difungsikan secara efektif untuk melakukan peran-peran penyebaran fikroh Islam moderat yang diusung IM. Tanpa peran personal, maka fikroh apapun akan sekedar indah di tataran spanduk atau jargon-jargon. Namun sepi peminat dan dijauhi masyarakat.
Peran tersebut adalah:
=> Aksi rabthul 'aam (mengikat masyarakat umum) di level tetangga, keluarga, rekan kerja, kawan olahraga, atau teman-teman sehobi agar menjadi muhibbin (pendukung fikroh) IM.
=> Aksi dakwah fardiyah, yaitu peran untuk memperkenalkan pintu masuk objek-objek dakwah tentang perjuangan dakwah yang universal dan integratif.
Kedua aksi ini sangat efektif dalam meraih dukungan baik jangka pendek atau jangka panjang. Dalam jangka pendek, terbukti personal-personal inilah yang menjadi lumbung suara atau diistilahkan sebagai syajaratul ashwaat (mata rantai pohon suara). Personal ini pula yang berperan memperkenalkan calon-calon, bahkan menemani masyarakat ke TPS-TPS terdekat.
Kedua; Ikhwanul Muslimin sukses membidik seluruh elemen, lembaga, bahkan profesi yang ada di masyarakat.
Pembinaan IM telah dimulai sejak TK/Tadika, SMP, SMA, PT, bahkan hingga ikatan profesi atau buruh/karyawan. Bahkan IM telah merebut hati PNS, guru, polisi, militer, hingga sopir di semua levelnya. Bagi IM, semua profesi yang ada di masyarakat adalah mulia. Kaum profesional itu membutuhkan pembina yang bisa memberikan keteladanan, nilai-nilai ruhiah, atau pendalaman keislaman yang tulus. Sebagai imbalan, kaum profesional memberikan cinta dalam kerja yang dibingkai keharmonian. Hasilnya sangat signifikan, simpatik itulah yang membuat nilai materi kampanye IM sangat murah-meriah-dan ramah.
Ketiga: Ikhwanul Muslimin menjadikan khidmah ijtima'iyyah (pelayanan sosial) sebagai kampanye utama di masyarakat.
Bentuk gerakan khidmah sosial ini berbeda, tergantung situasi-kondisi-daerah- bahkan target yang ingin dicapai. Jika program berkaitan dengan pelayanan kebersihan, maka kampanyenya adalah: Hayyaa Nunadzzhif Mashr (Yuk kita Bersihkan Mesir!). Begitu seterusnya hingga aksi baksos-pasar murah-atau pelayanan kesehatan yang riil berupa RS-Rumah Bersalin-Klinik yang gratis, hingga beasiswa murni bagi pelajar dhu'afa dan miskin.
Pelajaran aksi-aksi IM ini, telah membuat semua kader dari semua level sibuk dengan kerja nyata. Tidak ada waktu untuk menjawab fitnah dengan emosi. Apalagi melawan aksi anarkis dengan anarki. Pelajaran yang sangat berarti bagi PKS, jika Pemilu 2014 ingin menjadi no. 3. Karena emas murni itu akan selalu bisa dibedakan, dengan kuningan kendati sama-sama berwarna kuning.
Klasifikasi :
PKS,
Tarbiyah Islam
Senin, 22 April 2013
Lagu CINTA KERJA HARMONI
Dakwah itu Menanam Sebelum Memanen
By: Nandang BUrhanudin
****
Wawasan petani karbitan, selalu mengambil gampangnya. Tak peduli tanah punya orang. Ia main babat dan melakukan pembakaran lahan. Akibatnya, sangat fatal! Tanaman yang ada di tanah -yang bukan miliknya tadi- turut dilahap api. Api melahap tanpa ampun. Asap membumbung tinggi. Efeknya sangat dahsyat! Kawasan padat penduduk diserang badai asap. Akhirnya semua tidak bisa beraktivitas. Kalaupun keluar rumah harus belanja masker.
Petani karbitan ini biasanya petani yang baru mengikuti pelatihan cocok tanam organik. Dianggapnya kebiasaan petani si pemilik lahan sudah kuno. Tidak sehat lagi. Boros. Juga tidak sesuai dengan juklak dari penyuluh pertanian pusat. Prinsipnya, lahan harus diganti. Tanaman apapun yang di atasnya harus dimusnahkan. Padahal tak lama akan membuahkan hasil, dan pemilik lahan akan segera panen. Si petani karbitan tidak sadar diri, bahwa ia pun masih memakan nasi dari beras yang padinya ditanam dengan pupuk urea. Ayam yang dimakan masih ayam yang menggunakan pakan kimia. Bahkan rokok yang ia hisap adalah rokok yang diproduksi dari tembakau yang disemprot bahan kimia. Pokoknya, semua petani harus mengubah trdisi yang tidak sesuai dengan intruksi pusat. Ditanya dari siapa intruksi pusat itu? Ia tak bisa jawab. Apa kualifikasi sang instruktur pusat? Ia pun hanya mengatakan, tunggu saja kedatangannya! Seorang instruktur pertanian yang canggih. Ilmunya mendalam. Layak disebut saintis mutlak.
****
Sahabat, semangat yang tercerabut dari realita adalah semangat yang membumbung tinggi ke angkasa. Namun sangat membahayakan. Terlebih semangat yang bersumber dari kobaran api emosi. Apatah lagi dari doktrin-doktrin para instruktur, yang sama-sama instruktur karbitan.
Di medan dakwah pun kita akan sama-sama melihat dan merasakan, kehadiran para pengklaim kebenaran mutlak di tangannya. Lalu mereka membakar sisi-sisi sensitif dengan doktrin-doktrin yang jauh dari model dakwah baginda Rasul. Beliau berdakwah jelas segmentasinya. Lahan dakwah bermula dari kerabat terdekat, keluarga tercinta, kemudian orang-orang yang menjadi tanggungan. Materi dakwahnya bukan halal-haram, lantas mengkufur-kufurkan. Dakwah beliau dilandasi cinta dan kasih sayang. Menyentuh sisi-sisi kejiwaan manusia yang terdalam. Jiwa ingin diperlakukan manusiawi.
Lalu bagaimana dengan model dakwah yang tidak pernah menanam, tapi ingin ikut memanen? Perjuangan yang sayup terdengar mengkafirkan, namun nyaring memprotes saat jatah hidupnya berkurang? Dakwah yang hanya besar di tataran pemikiran. Namun kosong di tataran akhlak, moralitas, dan tercerabut dari realitas. Dakwah yang meniadakan jihad. Anehnya masih mengklaim jalan hidupnya yang terbaik.
Tugas kita terus berhati-hati! Karena biasanya perjuangan yang hanya memanen tak mau menanam, adalah perjuangan kolonial menancapkan hegemoninya di dunia Islam! Sebaliknya membuat keruh suasana di kalangan Islam sendiri.
By: Nandang BUrhanudin
****
Wawasan petani karbitan, selalu mengambil gampangnya. Tak peduli tanah punya orang. Ia main babat dan melakukan pembakaran lahan. Akibatnya, sangat fatal! Tanaman yang ada di tanah -yang bukan miliknya tadi- turut dilahap api. Api melahap tanpa ampun. Asap membumbung tinggi. Efeknya sangat dahsyat! Kawasan padat penduduk diserang badai asap. Akhirnya semua tidak bisa beraktivitas. Kalaupun keluar rumah harus belanja masker.
Petani karbitan ini biasanya petani yang baru mengikuti pelatihan cocok tanam organik. Dianggapnya kebiasaan petani si pemilik lahan sudah kuno. Tidak sehat lagi. Boros. Juga tidak sesuai dengan juklak dari penyuluh pertanian pusat. Prinsipnya, lahan harus diganti. Tanaman apapun yang di atasnya harus dimusnahkan. Padahal tak lama akan membuahkan hasil, dan pemilik lahan akan segera panen. Si petani karbitan tidak sadar diri, bahwa ia pun masih memakan nasi dari beras yang padinya ditanam dengan pupuk urea. Ayam yang dimakan masih ayam yang menggunakan pakan kimia. Bahkan rokok yang ia hisap adalah rokok yang diproduksi dari tembakau yang disemprot bahan kimia. Pokoknya, semua petani harus mengubah trdisi yang tidak sesuai dengan intruksi pusat. Ditanya dari siapa intruksi pusat itu? Ia tak bisa jawab. Apa kualifikasi sang instruktur pusat? Ia pun hanya mengatakan, tunggu saja kedatangannya! Seorang instruktur pertanian yang canggih. Ilmunya mendalam. Layak disebut saintis mutlak.
****
Sahabat, semangat yang tercerabut dari realita adalah semangat yang membumbung tinggi ke angkasa. Namun sangat membahayakan. Terlebih semangat yang bersumber dari kobaran api emosi. Apatah lagi dari doktrin-doktrin para instruktur, yang sama-sama instruktur karbitan.
Di medan dakwah pun kita akan sama-sama melihat dan merasakan, kehadiran para pengklaim kebenaran mutlak di tangannya. Lalu mereka membakar sisi-sisi sensitif dengan doktrin-doktrin yang jauh dari model dakwah baginda Rasul. Beliau berdakwah jelas segmentasinya. Lahan dakwah bermula dari kerabat terdekat, keluarga tercinta, kemudian orang-orang yang menjadi tanggungan. Materi dakwahnya bukan halal-haram, lantas mengkufur-kufurkan. Dakwah beliau dilandasi cinta dan kasih sayang. Menyentuh sisi-sisi kejiwaan manusia yang terdalam. Jiwa ingin diperlakukan manusiawi.
Lalu bagaimana dengan model dakwah yang tidak pernah menanam, tapi ingin ikut memanen? Perjuangan yang sayup terdengar mengkafirkan, namun nyaring memprotes saat jatah hidupnya berkurang? Dakwah yang hanya besar di tataran pemikiran. Namun kosong di tataran akhlak, moralitas, dan tercerabut dari realitas. Dakwah yang meniadakan jihad. Anehnya masih mengklaim jalan hidupnya yang terbaik.
Tugas kita terus berhati-hati! Karena biasanya perjuangan yang hanya memanen tak mau menanam, adalah perjuangan kolonial menancapkan hegemoninya di dunia Islam! Sebaliknya membuat keruh suasana di kalangan Islam sendiri.
Biidznillah
Langganan:
Postingan (Atom)