Berasa blm bisa jd hamba Allah yg baik setiap habis baca ini, selalu saya ulang baca dan bikin nangis, maaf ya Allah... maaf..
Semoga tulisan kecil ini bermanfaat ..
Salam Saka Prayitno Putro, S.Sos
9 januari 2015
Suatu ketika Allah SWT memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis
agar menghadap Baginda Rasul saw untuk memberitahu segala rahasianya,
baik yang disuka maupun yang dibencinya. Hal ini dimaksudkan untuk
meninggikan derajat Nabi Muhammad saw dan juga sebagai peringatan dan perisai umat manusia.
Kemudian Malaikat itupun mendatangi Iblis dan berkata : “Hai Iblis!
Engkau diperintah Allah untuk menghadap Rasulullah saw. Bukalah semua
rahasiamu dan jawablah setiap pertanyaan Rasulullah dengan jujur. Jika
engkau berdusta walau satu perkataanpun, niscaya akan terputus semua
anggota badanmu, uratmu serta disiksa dengan azab yang amat pedih”.
Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan,
maka segera ia menghadap Rasulullah saw dengan menyamar sebagai orang
tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai yang
panjangnya seperti ekor lembu.
Iblis pun memberi salam sampai 3
(tiga) kali salam, Rasulullah saw tidak juga menjawabnya, maka Iblis
berkata : “Ya Rasullullah! Mengapa engkau tidak menjawab salamku?
Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?” Maka jawab Nabi dengan
marah : “Hai musuh Allah! Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu? Jangan
kau coba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam as sehingga beliau
keluar dari syurga, kau hasut Qabil sehingga ia tega membunuh Habil yang
masih saudaranya sendiri, ketika sedang sujud dalam sembahyang kau tiup
Nabi Ayub as dengan asap beracun sehingga beliau sengsara untuk
beberapa lama, kisah Nabi Daud as dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman
meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan
begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara
akibat hasutanmu.
Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia
di sisi Allah azza wa jalla, tapi aku diharamkan Allah menjawab salammu.
Aku mengenalmu dengan baik wahai Iblis, Raja segala Iblis. Apa tujuanmu
menemuiku?”.
Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Janganlah engkau
marah. Engkau dapat mengenaliku karena engkau adalah Khatamul Anbiya.
Aku datang atas perintah Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku
terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam as hingga akhir zaman nanti. Ya
Nabi Allah! Setiap apa yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu
persatu dengan sebenarnya, aku tidak berani menyembunyikannya”.
Kemudian Iblispun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata : “Ya
Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang sepatahpun niscaya hancur
leburlah badanku menjadi abu”.
Ketika mendengar sumpah Iblis
itu, Nabipun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah kesempatanku
untuk menyiasati segala perbuatannya agar didengar seluruh sahabat yang
ada di majlis ini dan menjadi perisai seluruh umatku.
Pertanyaan Nabi (1) :
“Hai Iblis! Siapakah musuh besarmu?”
Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara musuh-musuhku di muka bumi ini”.
Kemudian Nabipun memandang muka Iblis dan Iblispun gemetar karena
ketakutan. Sambung Iblis : “Ya Khatamul Anbiya! Aku dapat merubah diriku
seperti manusia, binatang dan lain-lain hingga rupa dan suarapun tidak
berbeda, kecuali dirimu saja yang tidak dapat aku tiru karena dicegah
oleh Allah. Andaikan aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku
menjadi abu.
Aku cabut iktikad / niat anak Adam supaya menjadi
kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan pengajaran supaya
mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu juga aku berusaha menarik
mereka kepada kekafiran, murtad atau munafik. Aku akan menarik seluruh
umat Islam dari jalan yang benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke
dalam neraka dan kekal di dalamnya bersamaku”.
Pertanyaan Nabi (2) :
“Hai Iblis! Apa yang kau perbuat terhadap makhluk Allah?”
Jawab Iblis : “Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan
kedua pahanya kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga
mengeluarkan benih yang salah sifatnya. Aku goda semua manusia supaya
meninggalkan sholat, berbuai dengan makanan dan minuman, berbuat
durhaka, aku lalaikan dengan harta benda, emas, perak dan permata,
rumahnya, tanahnya, ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan yang
haram.
Demikian juga ketika pesta di mana lelaki dan perempuan
bercampur. Di sana aku lepaskan godaan yang besar supaya mereka lupa
peraturan dan akhirnya minum arak. Apabila terminum arak itu, maka
hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan
terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad
dengki hingga perbuatan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka,
terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan
pencuri.
Apabila mereka sadar akan kesalahan mereka lalu hendak
bertaubat dan berbuat amal ibadah, akan aku rayu supaya mereka
membatalkannya. Semakin keras aku goda supaya mereka berbuat maksiat dan
mengambil isteri orang. Jika hatinya terkena godaanku, datanglah rasa
ria’, takabur, iri, sombong dan melengahkan amalnya. Jika lidahnya yang
tergoda, maka mereka akan gemar berdusta, mencela dan mengumpat.
Demikianlah aku goda mereka setiap saat”.
Pertanyaan Nabi (3) :
“Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang
tidak mendatangkan faedah bahkan menambah laknat yang besar dan siksa
yang besar di neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa
yang menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang menerangkan
matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan
anggota badanmu?
Jawab Iblis : “Semuanya itu adalah anugerah
dari Allah Yang Maha Besar. Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku
menjadi jahat sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu bahwa diriku telah
beribu-ribu tahun menjadi Ketua seluruh Malaikat dan pangkatku telah
dinaikkan dari satu langit ke langit yang lebih tinggi. Kemudian aku
tinggal di dunia ini beribadah bersama para Malaikat beberapa waktu
lamanya.
Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan
seorang Khalifah di dunia ini, maka akupun membantah. Lalu Allah
menciptakan manusia yang pertama (Nabi Adam as) dan seluruh Malaikat
diperintah supaya memberi hormat sujud kepada lelaki itu, hanya aku saja
yang ingkar. Oleh karena itu, Allah murka kepadaku dan wajahku yang
tampan rupawan dan bercahaya itu berubah menjadi keji dan menakutkan.
Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan
dikaruniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah seluruh
bidadari. Aku bertambah dengki dan dendam kepada mereka.
Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam
memakan buah khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia.
Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah (di
Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang anak. Kemudian
kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil. Itupun
aku masih belum puas dan berbagai tipu daya aku lakukan hingga hari
kiamat kelak.
Sebelum engkau lahir ke dunia, aku beserta bala
tentaraku dengan mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala
rahasia, tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadah dan balasan pahala
serta syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia dan memberitahu
manusia yang lain tentang apa yang sebenarnya aku dapatkan dengan
berbagai tipu daya hingga tersesat dengan berbagai kitab bid’ah dan
kehancuran.
Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku
tidak diijinkan oleh Allah untuk naik ke langit dan mencuri rahasia
karena banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika
aku memaksa untuk naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah dari
api yang menyala. Sudah banyak bala tentaraku yang terkena lontaran
Malaikat itu dan semuanya terbakar menjadi abu, maka semakin beratlah
pekerjaanku dan bala tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut
manusia”.
Pertanyaan Nabi (4) :
Rasullullah bertanya “Hai Iblis! Apa yang pertama kali kau tipu dari manusia?”
Jawab Iblis : “Pertama kali aku palingkan iktikad / niatnya, imannya
kepada kafir dan juga dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau
hatinya. Jika tidak berhasil juga, akan aku tarik dengan cara mengurangi
pahala. Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikuti kemauanku”.
Pertanyaan Nabi (5) :
“Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, apa yang terjadi padamu?”
Jawab Iblis : “Sungguh penderitaan yang sangat besar. Gemetarlah
badanku dan lemah tulang sendiku, maka aku kerahkan berpuluh-puluh iblis
datang menggoda manusia pada setiap anggota badannya.
Beberapa
iblis datang pada setiap anggota badannya supaya malas sholat, was-was,
lupa bilangan raka’atnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang
ditinggalkannya, merasa terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya,
hilang khusyuknya, matanya senantiasa melirik ke kanan dan ke kiri,
telinganya senantiasa mendengar percakapan orang dan bunyi-bunyi yang
lain.
Beberapa iblis yang lain duduk di belakang badan orang
yang sembahyang itu supaya tidak kuat sujud berlama-lama, penat waktu
duduk tahiyat dan dalam hatinya selalu merasa terburu-buru supaya cepat
selesai sholatnya, itu semua membuat berkurangnya pahala. Jika para
iblis tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum
mereka dengan hukuman yang berat”.
Pertanyaan Nabi (6) :
“Jika umatku membaca Al-Qur’an karena Allah, apa yang terjadi padamu?”
Jawab Iblis : “Jika mereka membaca Al-Qur’an karena Allah, maka
terbakarlah tubuhku, putuslah seluruh uratku lalu aku lari dan menjauh
darinya”.
Pertanyaan Nabi (7) :
“Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?”
Jawab Iblis : “Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya”.
Pertanyaan Nabi (8) :
“Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?”
Jawab Iblis : “Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar
bahayanya buatku. Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka memancarlah
cahaya Arasy dan Kursi, bahkan seluruh Malaikat menyambut dengan suka
cita. Bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa yang
lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatat
dosanya selama dia berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah segala isi
langit dan bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan ikan-ikan
semuanya siang malam memohonkan ampunan bagi orang yang berpuasa. Satu
lagi kemudian orang berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa dari
azab neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup manakala semua pintu
syurga dibuka seluas-luasnya dan dihembuskan angin dari bawah Arasy yang
bernama Angin Syirah yang amat lembut ke dalam syurga. Pada hari umatmu
mulai berpuasa, dengan perintah Allah datanglah sekalian Malaikat
dengan garangnya menangkapku dan tentaraku, jin, syaitan dan ifrit lalu
dipasung kaki dan tangan dengan besi panas dan dirantai serta dimasukkan
ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana pula beberapa azab yang lain
telah menunggu kami. Setelah habis umatmu berpuasa, barulah aku
dilepaskan dengan perintah agar tidak mengganggu umatmu. Umatmu sendiri
telah merasa ketenangan berpuasa sebagaimana mereka bekerja dan bersahur
seorang diri di tengah malam tanpa rasa takut dibandingkan bulan
biasanya”.
Pertanyaan Nabi (9) :
“Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?”
Jawab Iblis : “Seluruh sahabatmu termasuk musuh besarku. Tiada upayaku
melawannya dan tiada satupun tipu daya yang dapat masuk kepada mereka.
Karena engkau sendiri telah berkata : “Seluruh sahabatku adalah seperti
bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka, maka kamu akan mendapat
petunjuk”.
Sayyidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku
tidak dapat mendekatinya, apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia
begitu percaya atas kebenaranmu hingga dia menjadi wazirul a’zam. Bahkan
engkau sendiri telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini
dengan amal kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan
Abu Bakar. Lagipula dia telah menjadi mertuamu karena engkau menikah
dengan anaknya, Sayyidatina Aisyah yang juga banyak menghafal
Hadits-haditsmu.
Adapun Sayyidina Umar bin Khatab, aku tidak
berani memandang wajahnya karena dia sangat keras menjalankan hukum
syariat Islam dengan seksama. Jika aku pandang wajahnya, maka gemetarlah
seluruh tulang sendiku karena sangat takut. Hal ini karena imannya
sangat kuat apalagi engkau telah mengatakan : “Jikalau ada Nabi sesudah
aku, maka Umar boleh menggantikan aku”, karena dia adalah orang
harapanmu serta pandai membedakan antara kafir dan Islam hingga digelar
‘Al-Faruq’.
Sayyidina Usman bin Affan, aku tidak bisa
bertemu karena lidahnya senantiasa membaca Al-Qur’an. Dia penghulu orang
sabar, penghulu orang mati syahid dan menjadi menantumu sebanyak 2
(dua) kali. Karena taatnya, banyak Malaikat datang menghampiri dan
memberi hormat kepadanya karena Malaikat itu sangat malu kepadanya
hingga engkau mengatakan : “Barangsiapa menulis
Bismillaahirrahmaanirrahiim pada kitab atau kertas-kertas dengan tinta merah, niscaya mendapat pahala seperti pahala Usman mati syahid”.
Sayyidina Ali bin Abi Thalibpun aku sangat takut karena hebatnya dan
gagahnya dia di medan perang, tetapi sangat sopan santun, alim orangnya.
Jika iblis, syaitan dan jin memandang beliau, maka terbakarlah kedua
mata mereka karena dia sangat kuat beribadah dan beliau adalah golongan
orang pertama yang memeluk agama Islam serta tidak pernak menundukkan
kepalanya kepada berhala. Bergelar ‘Ali Karamullahu Wajhahu” dimuliakan
Allah akan wajahnya dan juga ‘Harimau Allah’ dan engkau sendiri berkata :
“Akulah negeri segala ilmu dan Ali itu pintunya”. Lagipula dia menjadi
menantumu, aku semakin ngeri kepadanya”.
Pertanyaan Nabi (10) :
“Bagaimana tipu dayamu kepada umatku?”
Jawab Iblis : “Umatmu itu ada 3 (tiga) macam. Yang pertama, seperti
hujan dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang
memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah dan
meninggalkan laranganNya seperti kata Jibril as : “Ulama itu adalah
pelita dunia dan pelita akhirat”. Yang kedua, umat tuan seperti tanah
yaitu orang yang sabar, syukur dan ridha dengan karunia Allah. Berbuat
amal saleh, tawakal dan kebajikan. Yang ketiga, umatmu seperti Fir’aun,
terlampau tamak dengan harta dunia dan dihilangkan amal akhirat, maka
akupun bersuka cita lalu masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya
ke lautan durhaka dan aku ajak kemana saja mengikuti kemauanku. Jadi dia
selalu bimbang kepada dunia dan tidak mau menuntut ilmu, tidak pernah
beramal saleh, tidak mau mengeluarkan zakat dan malas beribadah.
Lalu aku goda agar manusia minta kekayaan lebih dulu dan apabila
diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka aku rayu supaya lupa beramal,
tidak membayar zakat seperti Qarun yang tenggelam dengan istana
mahligainya. Bila umatmu terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia
selalu bimbang akan hartanya dan berangan-angan hendak merebut kemewahan
dunia, benci dan menghina kepada yang miskin, membelanjakan hartanya
untuk kemaksiatan”.
Pertanyaan Nabi (11) :
“Siapa yang serupa denganmu?”
Jawab Iblis : “Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang yang belajar agama Islam”.
Pertanyaan Nabi (12) :
“Siapa yang membuat mukamu bercahaya?”
Jawab Iblis : “Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu dan suka ingkar janji”.
Pertanyaan Nabi (13) :
“Apa yang kau rahasiakan dari umatku?”
Jawab Iblis : “Jika seorang Muslim buang air besar dan tidak membaca
do’a terlebih dahulu, maka aku gosok-gosokkan najisnya sendiri ke
badannya tanpa dia sadari”.
Pertanyaan Nabi (14) :
“Jika umatku bersatu dengan isterinya, apa yang kau lakukan?”
Jawab Iblis : “Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya dan
membaca do’a pelindung syaitan, maka aku lari dari mereka. Jika tidak,
aku akan bersetubuh dahulu dengan isterinya dan bercampurlah benihku
dengan benih isterinya. Jika menjadi anak, maka anak itu akan gemar
berbuat maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena kealpaan
ibu bapaknya sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa membaca
Bismillah, aku santap makanannya lebih dulu daripadanya. Walaupun mereka
makan, tidaklah mereka merasa kenyang”.
Pertanyaan Nabi (15) :
“Apa yang dapat menolak tipu dayamu?”
Jawab Iblis : “Jika berbuat dosa, maka cepat-cepatlah bertaubat kepada
Allah, menangis menyesal akan perbuatannya. Apabila marah, segeralah
mengambil air wudhu’, maka padamlah marahnya”.
Pertanyaan Nabi (16) :
“Siapakah orang yang paling engkau sukai?”
Jawab Iblis : “Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut
bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama 40 hari. Di situlah
aku mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti pijat pada
bulu itu”.
Pertanyaan Nabi (17) :
“Hai Iblis! Siapakah saudaramu?”
Jawab Iblis : “Orang yang tidur meniarap / telungkup, orang yang
matanya terbuka di waktu Subuh tetapi menyambung tidur lagi. Lalu aku
lenakan dia hingga terbit fajar. Demikian juga pada waktu Dzuhur, Asar,
Maghrib dan Isya’, aku beratkan hatinya untuk sholat”.
Pertanyaan Nabi (18) :
“Apa yang dapat membinasakan dirimu?”
Jawab Iblis : “Orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan
tidak diketahui orang, banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Qur’an dan
sholat tengah malam”.
Pertanyaan Nabi (19) :
“Hai Iblis! ?” Apa yang dapat memecahkan matamu?”
Jawab Iblis : “Orang yang duduk di dalam masjid dan beri’tikaf di dalamnya”.
Pertanyaan Nabi (20) :
“Apa lagi yang dapat memecahkan matamu?”
Jawab Iblis : “Orang yang taat kepada kedua ibu bapaknya, mendengar
kata mereka, membantu makan, pakaian mereka selama mereka hidup, karena
engkau telah bersabda : Syurga itu di bawah tapak kaki ibu”.
(Dikutip dari : KH. Abdullah Gymnastiar, Muhasabah Kiat Sukses Introspeksi Diri, Penerbit Difa Press, September 2006)