By: Nandang Burhanudin
****
Ikhwanul Muslimin kini, menjadi satu-satunya gerakan Islam yang fikroh dan pengaruhnya mendunia. Sukses bukan hanya sekedar meraih kekuasaan, tapi juga sukses karena merebut simpatik dan dukungan masyarakat yang makin hari makin luas. Ikhwanul Muslimin benar-benar memahami pesan Syaikh Al-Ghazali, "Menaklukkan hati masyarakat jauh lebih sulit daripada menaklukkan negara. Karena jika sukses menaklukkan masyarakat, negara bisa diformat ulang."
Terbukti, walau Presiden Moursi tidak meraih single majority saat Pilpres, tapi kerja dan kinerja yang ditampilkannya telah menghipnotis semua kalangan. Bahkan ciri dari kesuksesannya adalah; saat Israel didukung kaum Liberal-Sekuler-elemen muslim ambigu, berusaha merongrong dan terus mengganggu kepemimpinan Moursi dengan isu-isu yang berbeda tapi berujung sama: TURUNKAN Moursi! Hal ini sesuai dengan pesanan dari Panglima Militer Israel, "Jika Ikhwanul Muslimin berkuasa, maka wajib bagi kami melengserkan dari kekuasaan."
Anehnya, kendati media 90 % dikuasai kaum Liberal-Sekuler, polisi-jaksa masih antek-antek rezim Mubarak, bahkan hakim dan pengadilan adalah pelayan setia Mubarak, realita di masyarakat adalah jumlah dukungan kepada Ikhwanul Muslimin. Pertanyaan kita adalah, apa yang membuat dukungan itu teramat solid? Menurut hemat saya, jawabannya adalah:
Pertama: Ikhwanul Muslimin benar-benar mampu mengapresiasi peran dan gerakan personal (individu).
Peran personal tidak bisa dinafikan. Mutlak dibutuhkan semua kalangan, terlepas apakah itu yayasan, ormas, parpol, ormas berasa parpol, hingga elemen terkecil RT-RW/DKM dll.
Setiap personal yang bergabung atau sekedar simpatik dengan jamaah Ikhwanul Muslimin, akan difungsikan secara efektif untuk melakukan peran-peran penyebaran fikroh Islam moderat yang diusung IM. Tanpa peran personal, maka fikroh apapun akan sekedar indah di tataran spanduk atau jargon-jargon. Namun sepi peminat dan dijauhi masyarakat.
****
Ikhwanul Muslimin kini, menjadi satu-satunya gerakan Islam yang fikroh dan pengaruhnya mendunia. Sukses bukan hanya sekedar meraih kekuasaan, tapi juga sukses karena merebut simpatik dan dukungan masyarakat yang makin hari makin luas. Ikhwanul Muslimin benar-benar memahami pesan Syaikh Al-Ghazali, "Menaklukkan hati masyarakat jauh lebih sulit daripada menaklukkan negara. Karena jika sukses menaklukkan masyarakat, negara bisa diformat ulang."
Terbukti, walau Presiden Moursi tidak meraih single majority saat Pilpres, tapi kerja dan kinerja yang ditampilkannya telah menghipnotis semua kalangan. Bahkan ciri dari kesuksesannya adalah; saat Israel didukung kaum Liberal-Sekuler-elemen muslim ambigu, berusaha merongrong dan terus mengganggu kepemimpinan Moursi dengan isu-isu yang berbeda tapi berujung sama: TURUNKAN Moursi! Hal ini sesuai dengan pesanan dari Panglima Militer Israel, "Jika Ikhwanul Muslimin berkuasa, maka wajib bagi kami melengserkan dari kekuasaan."
Anehnya, kendati media 90 % dikuasai kaum Liberal-Sekuler, polisi-jaksa masih antek-antek rezim Mubarak, bahkan hakim dan pengadilan adalah pelayan setia Mubarak, realita di masyarakat adalah jumlah dukungan kepada Ikhwanul Muslimin. Pertanyaan kita adalah, apa yang membuat dukungan itu teramat solid? Menurut hemat saya, jawabannya adalah:
Pertama: Ikhwanul Muslimin benar-benar mampu mengapresiasi peran dan gerakan personal (individu).
Peran personal tidak bisa dinafikan. Mutlak dibutuhkan semua kalangan, terlepas apakah itu yayasan, ormas, parpol, ormas berasa parpol, hingga elemen terkecil RT-RW/DKM dll.
Setiap personal yang bergabung atau sekedar simpatik dengan jamaah Ikhwanul Muslimin, akan difungsikan secara efektif untuk melakukan peran-peran penyebaran fikroh Islam moderat yang diusung IM. Tanpa peran personal, maka fikroh apapun akan sekedar indah di tataran spanduk atau jargon-jargon. Namun sepi peminat dan dijauhi masyarakat.
Peran tersebut adalah:
=> Aksi rabthul 'aam (mengikat masyarakat umum) di level tetangga, keluarga, rekan kerja, kawan olahraga, atau teman-teman sehobi agar menjadi muhibbin (pendukung fikroh) IM.
=> Aksi dakwah fardiyah, yaitu peran untuk memperkenalkan pintu masuk objek-objek dakwah tentang perjuangan dakwah yang universal dan integratif.
Kedua aksi ini sangat efektif dalam meraih dukungan baik jangka pendek atau jangka panjang. Dalam jangka pendek, terbukti personal-personal inilah yang menjadi lumbung suara atau diistilahkan sebagai syajaratul ashwaat (mata rantai pohon suara). Personal ini pula yang berperan memperkenalkan calon-calon, bahkan menemani masyarakat ke TPS-TPS terdekat.
Kedua; Ikhwanul Muslimin sukses membidik seluruh elemen, lembaga, bahkan profesi yang ada di masyarakat.
Pembinaan IM telah dimulai sejak TK/Tadika, SMP, SMA, PT, bahkan hingga ikatan profesi atau buruh/karyawan. Bahkan IM telah merebut hati PNS, guru, polisi, militer, hingga sopir di semua levelnya. Bagi IM, semua profesi yang ada di masyarakat adalah mulia. Kaum profesional itu membutuhkan pembina yang bisa memberikan keteladanan, nilai-nilai ruhiah, atau pendalaman keislaman yang tulus. Sebagai imbalan, kaum profesional memberikan cinta dalam kerja yang dibingkai keharmonian. Hasilnya sangat signifikan, simpatik itulah yang membuat nilai materi kampanye IM sangat murah-meriah-dan ramah.
Ketiga: Ikhwanul Muslimin menjadikan khidmah ijtima'iyyah (pelayanan sosial) sebagai kampanye utama di masyarakat.
Bentuk gerakan khidmah sosial ini berbeda, tergantung situasi-kondisi-daerah- bahkan target yang ingin dicapai. Jika program berkaitan dengan pelayanan kebersihan, maka kampanyenya adalah: Hayyaa Nunadzzhif Mashr (Yuk kita Bersihkan Mesir!). Begitu seterusnya hingga aksi baksos-pasar murah-atau pelayanan kesehatan yang riil berupa RS-Rumah Bersalin-Klinik yang gratis, hingga beasiswa murni bagi pelajar dhu'afa dan miskin.
Pelajaran aksi-aksi IM ini, telah membuat semua kader dari semua level sibuk dengan kerja nyata. Tidak ada waktu untuk menjawab fitnah dengan emosi. Apalagi melawan aksi anarkis dengan anarki. Pelajaran yang sangat berarti bagi PKS, jika Pemilu 2014 ingin menjadi no. 3. Karena emas murni itu akan selalu bisa dibedakan, dengan kuningan kendati sama-sama berwarna kuning.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak mu ...